Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buat Bulu Tangkis, Ini Bukan Sekadar Rio...

Kompas.com - 22/03/2016, 17:48 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com — Ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto mendapatkan bonus sebesar Rp 500 Juta dari Bakti Olahraga Djarum Foundation atas keberhasilan menjadi juara turnamen bulu tangkis All England Super Series Premier, dua pekan lalu.

Praveen/Debby memang mencatat prestasi spektakuler pada turnamen bulu tangkis tertua di dunia tersebut. Mereka menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada babak semifinal dan diragukan menjadi juara.

Namun, mereka mampu menyikat unggulan pertama dan juara bertahan asal Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei, 2-19, 21-16, pada babak semifinal dan ganda Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Kristinna Pedersen, 21-12, 21-17, pada babak final.

Penghargaan uang Rp 500 juta ini disertai dengan pemberian penghargaan televisi buat para pelatih ganda campuran, yaitu Richard Mainaky, Nova Widianto, dan Enroe Suryanto. Penghargaan itu diterima oleh Richard Mainaky di XXI-Lounge Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Dalam acara ini hadir orangtua Praveen Jordan dan Debby Susanto, Sekjen PBSI Achmad Budiarto, serta para pelatih PB Djarum, seperti Christian Hadinata, Antonius BS, Sigit Budiarto, dan Lius Pongoh.

Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Joppy Rosimin menyebut keberhasilan Praveen/Debby menjadi juara All England seperti meneruskan tradisi ganda campuran nasional asal PB Djarum lainnya, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

"Waktu para pemain kita bertumbangan di babak kedua dan kemudian Owi/Butet juga tumbang, kita semua sudah lemas," kata Joppy. "Keberhasilan Jordan/Debby seperti menyelamatkan wajah kita. Bayangkan, harapan utama kita kan pada Tontowi/Liliyana dan Hendra/Ahsan."

Tjahjo Sasongko/Kompas.com Praveen Jordan dan Debby Susanto bersama orang tua mereka. Siusanto Darmawan/Sugiyani Budiman dan Herlinche Sinambela

Debby dan Jordan sendiri menyambut baik pemberian penghargaan ini. Debby yang sebelumnya berpasangan dengan Mohammad Rijal mengaku sangat cocok dengan Jordan. Setelah berpasangan selama hampir dua tahun, Debby mengaku menjadi jauh lebih mengenal karakter rekannya tersebut.

"Pada awalnya saya memang lebih bersikap sebagai pengatur permainan, apalagi saya kan lebih tua daripada Jordan. Tetapi, sekarang Jordan sudah jauh lebih mampu menguasai diri dan emosi. Jadi saya tinggal mengisi saja," kata Debby.

Sementara Jordan mengaku apa yang ia lakukan hanyalah bentuk pengembalian dari dirinya terhadap semua yang dianggapnya berjasa kepadanya. "Sebagai pemain, saya punya tugas dan keinginan mencapai yang terbaik. Jadi diberi target apa pun, kita harus berikan yang terbaik," kata pemain kelahiran Bontang, 26 April 1993, ini.

Pelatih Richard Mainaky menyebutkan, dengan keberhasilan ini, pasangan ini membuktikan diri menjadi satu ancaman di Olimpiade Rio de Janeiro. "Saya katakan kepada mereka bahwa tak ada puncak dalam olahraga. Masyarakat pasti menuntut prestasi lebih tinggi. Kalau kamu menang, kamu akan disanjung. Tetapi kalau kalah, akan dibulan-bulani."

Untuk pasangan ini, Richard memberi target untuk berhasil di Indonesia Open pada Juni dan Olimpiade Rio de Janeiro pada Agustus. "Mereka memang akan ikut Malaysia Open dan Singapore Open, April ini. Tetapi, di sini saya targetkan untuk mendapatkan poin untuk menjaga posisi di olimpiade."

Joppy Rosimin melihat Praveen/Debby berpeluang untuk merebut medali di Olimpiade Rio nanti. "Kita pernah mengalami masa buruk di Olimpiade London dengan nihil medali. Karena itu, kita berharap dapat mendapat medali, bahkan emas. Ingat, bulu tangkis itu punya kelas tersendiri dalam sejarah olahraga Indonesia. Karena itulah buat kami, ini bukan sekadar Rio (de Janeiro)...."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com