Hingis (34) dan Mirza (28) menjadi juara setelah di final mengalahkan ganda putri Rusia, Ekaterina Makarova/Elena Vesnina, 5-7, 7-6 (7/4), dan 7-5.
Hingis terakhir kali menjuarai nomor ganda putri Wimbledon saat berpasangan dengan Jana Novotna pada 1998. Sebelumnya, ia juga pernah menjadi juara saat berpasangan dengan Helena Sukova pada 1996.
Sementara itu, untuk Sania Mirza, ini merupakan gelar juara keempat turnamen grand slam setelah sebelumnya merebut gelar juara di nomor ganda campuran. Pasangan Mirza/Hingis ini baru mulai bersatu pada Maret lalu.
"Ini merupakan lembaran baru dalam hidup. Setelah 17 tahun, butuh keberuntungan untuk tetap dapat bermain di lapangan Wimbledon. Ini jauh melebihi keinginan saya," kata Hingis.
Petenis asal Swiss ini juga pernah menjadi juara nomor tunggal putri pada 1997.
"Pasangan saya sangat membantu. Butuh keberanian untuk mampu membalikkan keadaan dari tertinggal 2-5 di set ketiga," kata Hingis.
Pertandingan sempat dihentikan pada kedudukan 5-5 pada set ketiga karena masalah lampu. Saat dilanjutkan, Hingis dan Sania tidak tertahankan dan merebut dua gim untuk keluar sebagai juara.
"Menjadi juara di Wimbledon adalah impian kami sejak kecil," kata Mirza. "Menjadi petenis (di India) adalah saat membayangkan suatu saat menjadi juara di Wimbledon."
"Sebagai orang India, saya seperti berada di Little India. Banyak sekali orang India di Inggris. Di tempat ini pula, saya selalu mendapat dukungan yang besar."
Martina Hingis masih berkesempatan menambah gelar juara. Minggu (12/7/2015), ia akan berpasangan dengan pemain India lainnya, Leander Paes, di nomor ganda campuran. Di final, pasangan ini akan menghadapi pasangan Alexander Peya dan Timea Babos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.