Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atletik, Masih Berharap pada Atlet Lama

Kompas.com - 18/03/2015, 15:45 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia kembali akan mengandalkan wajah-wajah lama di lapangan atletik dalam persaingan SEA Games Singapura, 5-16 Juni 2015. Mengandalkan Maria Natalia Londa dan kawan-kawan, Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia menargetkan, minimal, pencapaian yang sama dengan SEA Games Myanmar 2013.

Dengan perolehan 6 emas, 4 perak, dan 7 perunggu, tim atletik Indonesia berada di peringkat ketiga. Mereka berada di bawah keperkasaan atlet Thailand yang memborong 17 emas, 13 perak, dan 9 perunggu. Sementara, atlet-atlet Vietnam dengan 10 emas, 11 perak, dan 12 perunggu.

Lima dari enam emas Indonesia diperoleh atlet-atlet putri, yaitu Triyaningsih di nomor lari 10.000 meter, Dedeh Erawati (110 meter lari gawang), Rini Budiarti (3.000 meter lari halang rintang), serta dua emas dari Maria Natalia Londa (lompat jauh dan lompat jangkit). Adapun satu emas lainnya diperoleh atlet putra Hendro di nomor jalan cepat 20 kilometer.

Tak hanya dua emas, Maria yang asal Bali bahkan memecahkan rekor SEA Games di nomor lompat jangkit. Jarak 14,08 meter atas nama Thitima Muangjan (Thailand) diperbaiki menjadi 14,17 meter.

Itu sebabnya, Maria, yang meraih medali emas di Asian Games Incheon 2014, akan kembali diandalkan untuk mengibarkan bendera Merah Putih di Singapura.

Lawan Maria, menurut Wakil Bidang Pembinaan Prestasi PB PASI Paulus Lay, masih akan datang dari lawan yang dihadapi di SEA Games Myanmar, baik pada nomor lompat jangkit maupun lompat jauh. Salah satunya adalah Muangjan yang memiliki lompatan terbaik 14,16 meter (lompat jangkit) dan 6,24 meter (lompat jauh). Selain itu, khusus lompat jangkit, persaingan akan datang dari dua atlet Vietnam, yaitu Tran Hue Hoa (14,12 meter) dan Vu Thi Men (13,60 meter).

Selain Maria Londa, PB PASI masih mengandalkan nama lain yang juga meraih emas di Myanmar, dengan nomor yang sama.

Selain atlet senior yang masih tetap menjadi andalan, PB PASI tetap menyiapkan penerus Maria dan kawan-kawan. Targetnya, seperti dikatakan Paulus, tak hanya membela nama Indonesia di SEA Games, melainkan juga untuk tampil di Asian Games 2018 ketika Indonesia menjadi tuan rumah.

Beberapa atlet muda, yang umumnya berusia di bawah 25 tahun, juga disiapkan untuk tampil di Singapura. Mereka di antaranya Emilia Nova (sapta lomba), Yaspi Bobby, dan Yudi Dwi Nugroho (lari estafet).

Saat ini, 28 atlet yang mengikuti Pelatnas SEA Games Singapura disiapkan untuk turun di 24 nomor. "Hingga saat ini kami masih belum punya atlet untuk nomor lempar, putra maupun putri," kata Paulus.

Dalam atletik, nomor-nomor lempar yang dilombakan adalah lempar lembing, lempar cakram, lontar martil. Hal serupa terjadi pada beberapa nomor lompat (nomor yang dilombakan lompat jauh, lompat jangkit, loncat tinggi, dan loncat galah).

Yang sedikit beruntung, menurut Paulus, yakni pada nomor dasalomba (terdiri dari 10 nomor) dan sapta lomba (7 nomor). Nomor dasalomba memiliki Zakaria Malik, sementara sapta lomba punya Emilia.

Lawan terberat Zakaria, sepperti yang dia sampaikan saat berlatih di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, awal pekan ini, adalah Jesson Ramil Cid (Filipina). "Bila saya mampu memperbaiki hasil pada nomor lempar dan loncat tinggi, rasanya saya akan dapat menyaingi Jesson di SEA Games Singapura nanti," kata Zakaria.

Untuk nomor lari, khususnya estafet, Indonesia mengandalkan nomor 4x100 meter maupun 4x400 meter putra. Di Myanmar, tim estafet putra-Yaspi Boby, Iswandi, Fadlin, Muhammad Rozikin-meraih medali perunggu, kalah dari Thailand yang meraih emas dan dan Singapura (perak). Hasil serupa diperoleh tim putri-Lusiana Satriani, Tri Setyo Utami, Niafatul Aini, Ni Nyoman Kerni-untuk nomor yang sama.

Sebenarnya, seperti dikatakan pelatih tim estafet putra Enny Martodihardjo, catatan waktu pelari Indonesia per individu lebih baik dibandingkan pelari-pelari Thailand untuk jarak 100 meter. Namun, Thailand unggul pada saat proses serah tongkat estafet.

Itu sebabnya, dikatakan Enny, pelari harus lebih banyak berlatih serah terima tongkat. Namun, sejak pelatnas atletik dimulai Maret 2014, hanya tiga pelari yang sudah intensif berlatih di Jakarta. Dua pelari asal Jawa Timur baru bergabung sejak awal Maret 2015.

"Sejauh ini, mereka baru berlatih bersama sebanyak empat kali. Namun, saya masih yakin mereka akan mampu bekerja sama," kata Enny. (NIC)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com