Sayangnya, langkah Jonatan terhenti di babak delapan besar setelah kalah dari pemain non unggulan asal Hong Kong, Lee Cheuk Yiu, 21-10, 19-21, 16-21. Sebelumnya Lee juga menaklukkan wakil Indonesia, Eska Riffan Jaya, di babak 16 besar lewat permainan rubber game, 17-21, 21-17, 21-16.
"Buat saya, kekalahan Jonatan tidak mengejutkan. Sejak di pertandingan beregu, penampilannya sudah terlihat tidak seperti pada turnamen-turnamen sebelumnya. Sebagai pelatih, saya tahu betul bagaimana kondisi anak didik saya," kata Imam Tohari, pelatih tunggal putra tim AJC 2014.
"Kekalahan Jonatan dari Lee memang disayangkan. Sebetulnya lawan tidak terlalu istimewa, buktinya Jonatan bisa menang mudah di gim pertama dan di pertandingan beregu. Bahkan Chang En Chia (Taiwan), lawannya di babak 32 besar sebetulnya lebih bagus," tambahnya.
"Pada gim kedua, saat Lee mulai mengejar, Jonatan terlihat tidak yakin dan tidak percaya diri. Kekalahan Jonatan sepenuhnya disebabkan oleh faktor nonteknis. Ini menjadi pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan sebelum World Junior Championships 2014. Jika mau meraih gelar juara di WJC, Jonatan tidak bisa tampil seperti ini lagi, harus berubah," jelas Imam.
Sementara itu, tunggal putra lainnya Anthony Sinisuka Ginting menelan kekalahan dari Kanta Tsuneyama (Jepang), juga di babak delapan besar, dengan skor 13-21, 15-21. Sedangkan Muhammad Bayu Pangisthu dikalahkan Jonatan di babak 16 besar, 14-21, 20-22.
"Tsuneyama memang lebih unggul dari Anthony dari segi kecepatan. Anthony juga kalah nekad, tidak yakin di lapangan dan sering ragu-ragu mau main apa," tutur Imam.
Kambali ke Jakarta, tim tunggal putra akan segera melakukan evaluasi menyeluruh. Ajang BWF WJC 2014 sudah di depan mata. Kejuaraan ini akan dihelat di Alor Star, Malaysia, pada 7-18 April. Artinya, tim yunior hanya punya waktu sekitar satu bulan untuk mempersiapkan diri.