"Permainan lawan memang bagus dan defense rapat, tidak mudah mematikan bola. Beberapa kali kok saya kira mati, ternyata bisa dijangkau dan dikembalikan oleh dia. Selain itu, saya juga sering melakukan kesalahan-kesalahan sendiri yang banyak menguntungkan lawan," kata Simon kepada Badmintonindonesia.org.
Meskipun tak memenuhi target, Simon tak mau berlarut-larut memikirkan kegagalan. Simon ingin fokus ke turnamen kedua yang akan diikuti tahun ini yaitu Malaysia Open Superseries Premier 2014 di Kuala Lumpur, minggu depan.
"Saya sudah berusaha yang terbaik, dan kalahnya bukan dari pemain sembarangan, tapi pemain bagus juga. Saya tak ingin terlalu memikirkan ultimatum yang diberikan, ini semua keputusan PBSI. Tugas saya sebagai pemain adalah bertanding, jadi saya ingin fokus ke pertandingan selanjutnya yaitu Malaysia Open," jelas Simon.
Seperti diutarakan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Rexy Mainaky, Simon telah diberikan target untuk menembus babak semifinal di Korea Open dan Malaysia Open. Jika gagal, Simon harus siap dengan konsekuensi hengkang dari pelatnas.
Simon yang sempat mengalami cedera pinggang pada pertengaham 2013, mengalami penurunan prestasi cukup drastis. Akibatnya, Juara tunggal putra Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2012 ini sempat diturunkan di pertandingan level grand prix dan grand prix gold. Ia pun meraih gelar juara di ajang Yonex-Sunrise Indonesia Open Grand Prix Gold 2013 di Yogyakarta.
Sayangnya ketika kembali berlaga di level super series, Simon yang merangkak dari babak kualifikasi, harus terhenti di babak pertama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.