MAKASSAR, Kompas.com - Tim tenis lapangan Sulawesi Selatan berencana membawa persoalan penggunaan atlet bayaran oleh Papua Barat di pra-PON pada musyawarah nasional (Munas) Pelti di Manado, Sulut, Desember 2012.
Pelatih Tenis Sulsel Yusnadi di Makassar, Senin, mengatakan, pihaknya akan mempertanyakan komitmen Ketua PB Pelti terkait penerapan aturan yang telah ditetapkan, termasuk perpindahan atlet.
"Ketua umum PB Pelti periode lalu yang membuat aturan, namun justru tidak dijalankan. Saya akan membawa persoalan atlet bermasalah itu ke Munas biar semua peserta mengetahuinya," jelasnya.
Tim Sulsel seusai pra-PON 2011 telah melayangkan protes terhadap tim Papua Barat yang menggunakan pemain dari Jawa Barat. Sebab, pemain asal Jawa Barat itu baru saja memperkuat daerahnya pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional(Popnas) 2011.
Padahal, sesuai aturan yang telah disepakati bahwa setiap atlet baru bisa memperkuat tim lain jika kepindahan atlet tersebut sudah berlangsung minimal dua tahun atau telah bergabung dalam tim tersebut sejak dua tahun terakhir.
Tim Sulsel bahkan sangat yakin jika protes yang dilakukan bisa diterima karena memiliki bukti kuat. Namun apa yang diperjuangkan tim Sulsel tidak mendapat tanggapan seperti yang diharapkan.
"Saya kira pelaksanaan pertandingan tenis di PON juga akan kisruh dengan tidak konsistennya PB Pelti dalam menerapkan aturan,¿ katanya.
Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan protes melalui jejaring sosial facebook karena sikap Pengurus Besar Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PB Pelti) yang tidak konsisten menjalankan aturan.
"Keberatan kami atas Papua Barat saya masukkan ke facebook namun tetap tidak ada tanggapan. Kita juga kecewa dengan sikap PB Pelti yang meski tahu ada pelanggaran namun membiarkan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.