BOGOR, KOMPAS.com — Salah satu pelatih tim paralayang Malaysia, Haznain Amil, mengakui ketangguhan Indonesia pada cabang olahraga tersebut di SEA Games 2011.
"Kami akui Indonesia cukup tangguh dalam cabang paralayang," kata Haznain saat ditemui di sela-sela acara penyerahan medali di Royal Safari Garden, Cisarua, Senin (21/11/2011) malam.
Haznain mengatakan, ia harus puas dengan raihan Malaysia di SEA Games tahun ini berupa enam medali, yaitu dua perak dan empat perunggu. Dalam SEA Games 2011, cabang paralayang digelar di Bukit Naringgul, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Haznain mengatakan, Malaysia meraih dua perak di nomor rice to goal putri dan open distance putra, serta empat perunggu lainnya. Sejak awal timnya hanya menargetkan perunggu untuk semua perlombaan. "Tapi kami bersyukur ada empat perunggu. Ini sudah sesuai dengan harapan kami," katanya.
Nain mengatakan, Indonesia dan Thailand cukup tangguh dan telah memiliki jam terbang internasional. Atletnya belum mampu mengimbangi ketangguhan dua negara tersebut.
Selain terkendala peralatan, cuaca yang kurang menentu membuat atletnya kesulitan mengejar poin. "Puas hati kami, ini yang pertama kalinya kami mengikuti pertandingan paralayang di SEA Games. Dan, kami bangga bisa bertanding dengan atlet tangguh dari Indonesia dan Thailand," katanya.
Menurut Nain, pelaksanaan pertandingan ini menjadi pelajaran bagi timnya untuk bertanding lebih baik lagi.
Indonesia menjadi juara umum dalam perolehan medali SEA Games cabang paralayang dengan menyapu 10 medali emas. Sementara Thailand mampu meraih dua medali emas pada nomor lintas alam jarak terbatas (cross country-rice to goal) untuk perorangan putra dan beregu putra.
Penyerahan medali dilakukan pada Senin malam dengan dihadiri Deputi I Inasoc, pengurus FASI, PLGI, dan panitia penyelenggara.
Dalam cabang olahraga paralayang dipertandingkan tiga nomor, yaitu nomor ketepatan mendarat, lintas alam (cross country) untuk jarak terbuka (open distance), dan jarak terbatas (rice to goal).