Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah... Harga Sepeda Shantia Rp 100 Juta

Kompas.com - 20/08/2009, 21:54 WIB

TENGGARONG, KOMPAS.com — Olahraga balap sepeda memang kurang populer di mata masyarakat Indonesia dan banyak pula yang tak familiar dengan jenis dan istilah olahraga tersebut. Jenis olahraga ini terdiri dari dua kelompok besar, yakni balap sepeda dan balap sepeda gunung. Jika mempelajari balap sepeda secara mendalam, maka akan timbul rasa kagum.

Olahraga yang lahir di Perancis ini telah mengalami perkembangan pesat, terutama teknologi sepeda itu sendiri. Seperti yang terlihat di Kejuaraan Balap Sepeda Asia ke-29 dan Balap Sepeda Junior Asia ke-16 di Velodrome Tenggarong, 14-20 Agustus.

Berbagai jenis produk sepeda dibawa para atlet dari berbagai negara peserta. Ada sepeda merek Look, Fulcum, dan Time buatan Perancis. Kemudian, Italia tak kalah pamer dengan memproduksi Pinarello, Colnago, Cinneli, dan Olmo.

Persaingan juga datang dari Belanda dengan merek Batavus, dan Belgia dengan produk Eddy Merckxs. Taiwan juga sudah mengeluarkan beberapa merek terkenal di dunia, seperti Giant dan Merida.

Sepeda-sepeda tersebut sudah berteknologi tinggi. Terdapat bahan canggih di dalamnya, yakni carbon composit monoque. Selain ringan, kerangkanya juga tanpa las karena pembuataannya dengan cara dicetak. Bentuknya memang terlihat kaku, tetapi hal itu memudahkan pebalap mengayuh sepeda dengan kecepatan maksimal karena bentuknya aerodinamis.

"Bahan karbon sepeda sekarang lain dengan yang dulu. Sepeda zaman dulu terbuat dari kromoli seperti sepeda saya dulu saat jadi pebalap," kata pelatih sekaligus mekanik tim nasional Indonesia, Nurrahman, di mes atlet, kompleks olahraga Tenggarong Seberang, Rabu (19/8).

Karena itu, orang awam akan geleng-geleng kepala saat tahu harga sepeda tersebut. Sepeda balap yang dipakai Shantia Trikusumah harganya ratusan juta. Nurrahman memperlihatkan sepeda yang dipakai Shantia bermerek Look. Harganya Rp 100 juta. Kerangka sepeda pebalap andalan Indonesia ini berwarna hitam dipadu hiasan tulisan mencolok Look di tengah.

"Sepeda Shantia ini masih kalah mahal dibanding milik pebalap China, bedanya hanya pada tipenya saja," ujarnya. Sepeda Shantia Look 496, sementara milik Zheng Lulu, Look tipe 497. Harga sepeda pebalap China itu mencapai Rp 150 juta.

Ada juga pebalap Indonesia yang mengayuh sepeda merek BT atau Bike Technologies buatan Australia. Harga sepeda itu "hanya" Rp 80 juta.

Nurrahman menceritakan, ada penambahan teknologi sepeda setiap olimpiade berlangsung. Artinya, selama empat tahun sekali pasti terdapat sepeda dengan tipe baru yang lebih baik teknologinya. "Biasanya terjadi setiap menjelang olimpiade," ujar peraih perak SEA Games 1995 Manila ini.

Selain kerangka sepeda yang berteknologi tinggi dan mahal, ada pula pedal, sadel, ban, velg, tapal, handle bar dengan harga selangit. Velg Mavic Disc atau lima jari berbahan kevlar harganya Rp 10 juta, ban merek Continental dengan ketebalan dua milimeter mencapai Rp 800.000 per unit. Tapal merek Look harganya Rp 4 juta-Rp 6 juta berbahan karbon. Helm merek Giro berbentuk aerodinamis dipakai Shantia bernilai Rp 3 juta-Rp 5 juta.

"Bisa dibilang, olahraga ini sangat mahal peralatannya," ujar pebalap asal Semarang ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Thailand Open 2024: Gregoria Gugur, 2 Wakil Indonesia ke Semifinal

Hasil Thailand Open 2024: Gregoria Gugur, 2 Wakil Indonesia ke Semifinal

Badminton
Joel Matip dan Thiago Tinggalkan Liverpool

Joel Matip dan Thiago Tinggalkan Liverpool

Liga Inggris
Upaya FIFA Berantas Rasialisme: Larangan Bertanding hingga Gestur Tangan Menyilang

Upaya FIFA Berantas Rasialisme: Larangan Bertanding hingga Gestur Tangan Menyilang

Internasional
Persib Bandung Vs Bali United, Hodak Siapkan Pasukan Sampai Babak Adu Penalti

Persib Bandung Vs Bali United, Hodak Siapkan Pasukan Sampai Babak Adu Penalti

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Akan Panggil 2 Pemain Tambahan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia Akan Panggil 2 Pemain Tambahan untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026

Timnas Indonesia
Hasil Thailand Open 2024: Langkah Gregoria Terhenti Usai Berjuang Tiga Gim

Hasil Thailand Open 2024: Langkah Gregoria Terhenti Usai Berjuang Tiga Gim

Badminton
Pemain 14 Tahun Pecahkan Rekor Sergio Aguero di Liga Argentina

Pemain 14 Tahun Pecahkan Rekor Sergio Aguero di Liga Argentina

Liga Lain
Pemain Terlupakan Man City Bisa Dapat Medali Juara Premier League

Pemain Terlupakan Man City Bisa Dapat Medali Juara Premier League

Liga Inggris
Kata Manajer Tim Terkait Ujian Madura United di Championship Series Liga 1

Kata Manajer Tim Terkait Ujian Madura United di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Resmi Diluncurkan, Honor of Kings Gelar Turnamen Esport

Resmi Diluncurkan, Honor of Kings Gelar Turnamen Esport

Sports
Timnas Jerman Panggil 27 Pemain, Nagelsmann Ingin Juara Euro 2024

Timnas Jerman Panggil 27 Pemain, Nagelsmann Ingin Juara Euro 2024

Internasional
Tiga Klub 100 Persen Lolos Club Licensing, Bukti Konsistensi, Sejarah, dan Pelecut Prestasi

Tiga Klub 100 Persen Lolos Club Licensing, Bukti Konsistensi, Sejarah, dan Pelecut Prestasi

Liga Indonesia
Xavi Menang dalam Laga Ke-100 Latih Barcelona, Bicara Hasrat Juara

Xavi Menang dalam Laga Ke-100 Latih Barcelona, Bicara Hasrat Juara

Liga Spanyol
LaLiga Extratime, Kedekatan Sepak Bola Indonesia dan Spanyol

LaLiga Extratime, Kedekatan Sepak Bola Indonesia dan Spanyol

Liga Spanyol
Daftar Skuad Perancis untuk Euro 2024: Kante Kembali, Ada Mbappe

Daftar Skuad Perancis untuk Euro 2024: Kante Kembali, Ada Mbappe

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com