Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semifinal Wimbledon, "Perang" Antara AS dan Rusia

Kompas.com - 01/07/2009, 00:17 WIB

WIMBLEDON, KOMPAS.com - Empat partai babak perempat final Wimbledon, Selasa (30/6), telah usai. Hasilnya, empat unggulan teratas mengulangi kejadian tahun 2006 di mana semua lolos, dan akan saling "membunuh" di semifinal.

Namun lebih dari itu, duel babak empat besar nanti akan mempertontonkan kekuatan tenis antara dua negara hebat, Amerika Serikat (AS) versus Rusia. Ya, pemain unggulan pertama asal Rusia Dinara Safina, ditantang unggulan ketiga asal AS sekaligus juara bertahan Wimbledon, Venus Williams. Sementara itu saudara Venus, Serena Williams (unggulan kedua), bertemu unggulan keempat Elena Dementieva.

Menilik prestasi empat pemain tersebut di grand slam, duo Williams tampaknya sangat diunggulkan bakal memenangkan "perang" ini. Pasalnya, mereka secara keseluruhan sudah mengoleksi 17 gelar.

Venus yang kini berusia 29 tahun menyabet 7 trofi grand slam, masing-masing Amerika Serikat Terbuka (2000, 2001) serta lima kali Wimbledon (2000, 2001, 2005, 2007, 2008)--dua kali menjadi runner up karena kalah dari Serena, masing-masing di Perancis Terbuka (2002) dan Australia Terbuka (2003). Sementara itu Serena yang dua tahun lebih muda, menyabet 10 kali juara grand slam, masing-masing Australia Terbuka (2003, 2005, 2007, 2009), Perancis Terbuka (2002), Amerika Serikat Terbuka (1999, 2002, 2008) dan Wimbledon (2002, 2003).

Bandingkan dengan dua pemain Rusia tersebut.

Safina yang sejak 27 April lalu menjadi pemain nomor satu WTA--menggeser Serena--belum pernah menjadi juara grand slam, meskipun pada dua perhelatan terakhir turnamen paling bergengsi itu (di Australia dan Perancis Terbuka 2009) berhasil menembus final. Bahkan untuk Wimbledon, menembus semifinal merupakan prestasi terbaik petenis berusia 23 tahun ini sejak terjun ke tenis profesional pada tahun 2001.

Setali tiga uang, Dementieva pun demikian karena petenis cantik berusia 27 tahun tersebut hanya nyaris menjadi juara ketika masuk final Perancis Terbuka dan Amerika Serikat Terbuka 2004. Tahun 2009 ini, dia hanya bisa menembus semifinal Australia Terbuka. Dan di Wimbledon, penyabet medali emas Olimpiade Beijing 2008 tersebut tahun lalu kandas di semifinal karena ditaklukkan oleh Venus yang akhirnya menjadi juara.

Nah, melihat rekor para semifinalis di arena grand slam, pendulum kemenangan tampaknya lebih condong kepada Williams bersaudara yang juga bertekad menciptakan all-Williams final--seperti tahun lalu--pada Sabtu (4/7). Meskipun demikian, perjuangan tak kenal lelah yang sudah diperlihatkan Safina dan Dementieva hingga menembus babak empat besar, tak boleh diremehkan.

Khusus Safina, dia pasti tak ingin jadi pecundang lagi setelah gagal di Australia dan Perancis. Setelah merasakan atmosfir di dua grand slam tersebut, adik kandung Marat Safin ini merasa semakin matang dan siap menghadirkan kejutan demi mengejar impiannya untuk meraih gelar pertama di grand slam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com