Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelatih Tunggal Putra soal Ginting, Jojo dan Ihsan

Kompas.com - 25/09/2018, 18:47 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Kepala Pelatih Tunggal Putra PBSI Hendry Saputra mengapresiasi perjuangan anak-anak didiknya. Dalam satu hari, dua tunggal putra pelatnas berhasil naik podium juara. Anthony Sinisuka Ginting menjadi jawara di ajang China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, sore harinya giliran Ihsan Maulana Mustofa yang meraih gelar di ajang Bangka Belitung Indonesia Masters 2018.

Masih lekat pula di ingatan kita bahwa dua pekan sebelumnya, Jonatan Christie merebut medali emas tunggal putra di Asian Games 2018.

Dalam  wawancara Badmintonindonesia.org,  Coach Hendry bercerita  seputar hasil yang diraih tim tunggal putra. Hendry mengaku senang dengan keberhasilan Anthony dan Ihsan menjadi juara. "Tentunya saya senang, ini semua untuk masyarakat indonesia yang sudah mendukung dan mendoakan mereka," kata Hendry.

Menurutnya, tidak ada  tidak ada rumus khusus, tapi semua memang ada kemauan dari atletnya sendiri. "Untuk Anthony, dia belajar dari pengalaman dia kalah, saya lihat awalnya dari Asian Games," kata Hendry.

"Setelah itu kami diskusi, dia pelajari video permainannya. Di China Open ini permainannya sudah tepat, tapi tetap masih ada kesalahan-kesalahan sendiri yang dilakukan. Kemajuannya sudah ada, dia sudah bisa mengatur fokus, bisa atur tempo main dan bisa merancang apa yang dia mau," ungkapnya lagi.

Hedry melihat memang sduah saatnya, ANthony Ginting mencapai prestasi seperti yang dieprlihatkan di China Open 2018. "Dari kacamata saya, dia punya motivasi bukan cuma mau jadi juara, tapi mengalahkn dirinya sendiri dalam mengatasi polemik yang harus dia hadapi," katanya.

Menurutnya, ANthony kini lebih mampu mengontrol diri dalam pertandingan.  "Misalnya untuk lebih sabar, tidak gampang mati sendiri, kontrol pikiran, fokus dalam teknik pukulannya, dia bisa lewati semua itu. Hasilnya ya bisa kita lihat sendiri. Kalau teknik pukulan, tiap pemain punya kekurangan dan kelebihan masing-masing."

Baginya prestasi yang dicapai adalah akumulasi usaha dari tahun-tahun sebelumnya. "Misalnya ada 12 kali turnamen setara level super series dalam setahun, masa sih nggak bisa dapat satu? Tapi bicara begini juga harus ada dasarnya, fisiknya bagus, teknik pendukung bagus. Cara bermain dan mental kamu harus bisa berjuang, tidak boleh takut kalah, tidak boleh ragu sama diri sendiri."

"Saya tidak kaget Anthony bisa melewatinya. Karena tiap pemain sehebat apa pun pasti punya kelemahan, apakah Anthony bisa memanfaatkan ini? Sebagai contoh, Shi Yuqi ketemu Kento Momota tidak bisa berkembang. Anthony waktu lawan Shi Yuqi di Asian Games, fisiknya tidak menunjang, jadi kalah. Ini yang terus kami pelajari," kata Hendry lagi.

"Sekarang sudah bisa melewati, tinggal konsistennya, bisa atau tidak? Selalu ada ujian bagi tiap pemain setelah menjadi juara, apalagi setelah Asian Games, banyak harapan kepada Anthony dan Jonatan."

Ketika di lapangan, Coach Hendry mengaku sering memuji penampilan Anthony walaupun dia sedang tertinggal. Menurutnya ia melakukan hal ini untuk mengingatkan dia, kalau sudah main bagus, ngapain jelek lagi mainnya? Kalau sudah untung kenapa harus rugi? Tiap atlet pasti punya tujuan, selagi tujuan itu belum tercapai, ya dia harus berjuang terus. Kalau jatuh ya fight back.

Sementara untuk Jonatan Christie, Hendry melihat ini bagian dari naik turunnya permainan seorang pemain. "Jonatan memang menurun dari segi prestasi, karena dia di Asian Games kan juara. Setelah Asian Games, ada masanya fisik, mental dan fokusnya menurun. ini hal biasa," lanjutnya.

Sementara keberhasilan Ihsan Maulan Mustofa menjuarai Indonesia Masters di Pangkalpinang bagi Hendry dapat menjadi titik balik buat pemian tunggal Pelatnas CXipayung ini. "Awal menurunya penampilan Ihsan karena dia kena cedera, tiga bulan nggak main, absen di tiga-empat pertandingan. Ini tidak gampang untuk seorang pemain. Ihsan pernah jadi yang terbaik diantara Anthony dan Jonatan, sekarang dia sedang mengejar kembali. Dia butuh waktu untuk itu, tren penampilannya sudah membaik," katanya.
"Setelah ini kami akan coba lagi untuk Ihsan, semoga gelar juara ini bisa meningkatkan rasa percaya dirinya lagi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com