Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duta Kebaikan Olahraga Sebagai Pembawa Obor Asian Games

Kompas.com - 14/08/2018, 05:45 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis


JAKARTA, Kompas.com –  Danone-AQUA, sebagai sponsor resmi hidrasi Asian Games 2018, berkesempatan untuk berpartisipasi di dalam Pawai Obor Asian Games 2018 di lima kota: Yogyakarta, Bali, Palembang, Bogor dan Jakarta. Kesempatan ini digunakan oleh Danone-AQUA untuk menghadirkan dua mantan atlet yang mengabdikan diri untuk memajukan olahraga yang digelutinya, mewakilli Danone-AQUA sebagai Pembawa Obor (Torch Bearer) di Bali dan Palembang. Hal ini merupakan salah satu perwujudan #KONTINGENKEBAIKAN dalam rangka Asian Games 2018 yang dilakukan Danone-AQUA untuk mengapresiasi orang-orang yang dianggap berjasa bagi para atlet.

Dlam peluncuran #KontingenKebaikan pada bulan Juli lalu, Danone-AQUA hadir tidak saja sebagai sponsor resmi hidrasi, namun juga menjadi sponsor resmi kebaikan Asian Games 2018. Menurut Jeffri Ricardo, Marketing Manager Danone-AQUA, sebagai sponsor resmi kebaikan, Danone-AQUA mengajak masyarakat Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa melalui aksi kebaikan dan menjadi tuan rumah yang baik untuk Asian Games 2018 ini.

“Gotong royong, tolong menolong, ramah tamah dan tenggang rasa merupakan nilai-nilai warisan bangsa Indonesia yang harus ditebarkan selama Asian Games 2018 ini.  Melalui #KontingenKebaikan, kami memberikan inspirasi dan makna kebaikan bagi seluruh masyarakat, mulai dari kegiatan Pawai Obor hingga Asian Games 2018 selesai berlangsung.”  

Danone-AQUA telah mendaulat dua putra daerah di Bali dan Palembang untuk mewakili perusahaan menjadi pembawa obor dalam Pawai Obor Asian Games 2018, dan mengangkat profil mereka sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya dan pengabdian mereka di bidang olahraga yang ditekuni, Daudy Bahari, Tinju, Bali serta Deni Syahputra, Gulat, Palembang.
     
Petinju Daudy Bahari (34) menjadi pilihan Danone-AQUA untuk membawa obor Asian Games 2018 di Bali. Setelah melalui masa emasnya sebagai petinju profesional, bagi Daudy tinju tak hanya akan berhenti sampai di situ.  Sebelas tahun sebagai petinju profesional, Daudy telah mengukir sederet panjang prestasi dengan rekor 44 kali menang (16 KO), sekali seri, dan 4 kali kalah (2 KO), dari 49 kali pertarungannya.  Daudy adalah pemegang juara PABA (Asia-Pacific) welter junior sejak tahun 2003 hinga 2007. Ia juga juara WBO Asia tahun 2008-2009.

Deretan panjang ini yang membuat Daudy tak ingin meninggalkan dunia tinju. Sang ayah, almarhum Daniel Bahari, telah menurunkan banyak arti kehidupan lewat bertinju pada anak-anaknya.  Mereka tahu betul apa itu arti sebuah kecintaan, kebaikan, totalitas, pengorbanan, dan masa depan.

Daudy, anak keenam Daniel Bahari, beserta kakak-kakaknya: Pino dan Nemo kini melanjutkan sasana Cakti Bali yang telah dirintis oleh sang ayah. Nama sasana ini kemudian diabadikan Pemda Denpasar sebagai sebagai nama jalan di dekat kediaman Keluarga Bahari di Denpasar atas dedikasi Daniel untuk memajukan olahraga tinju.

Sepeninggal Daniel, sasana tersebut dikelola oleh ketiga putranya, dan Nemo-lah yang kemudian berinisiatif mengganti nama sasana tersebut. Sasana itu kini bernama Sasana Cakti Gibbor, kata Gibbor berarti Malaikat Perang.

“Nemo kini menjadi pendeta, kata Gibbor itu diambil dari Alkitab. Ini salah satu bentuk pengabdian kami untuk tinju,” kata Daudy sebelum mengikuti  Pawai Obor di Bali, beberapa pekan lalu.

Lokasi sasana tersebut kini dipindah ke daerah tanah perbukitan di Denpasar.  Persis di atas sasana, berdiri gereja tempat jemaat Nemo berkumpul dan melakukan kebaktian. Sebuah sasana berada di bawah gereja, sungguh memberi aura damai dan iklim kebaikan bagi para petinju yang berlatih di sasana tersebut.

Tinju adalah olahraga yang membutuhkan fisik dan emosi untuk mematikan musuh lewat adu jotos. Daudy dan kakak-kakaknya merangkul anak-anak jalanan yang sehari-harinya gemar berkelahi, Dan mengubah energi tersebut ke arah yang lebih positif. Mereka menjadikan bertinju sebagai olahraga berkelahi yang penuh ketulusan dan persahabatan, seperti yang terpancar dari wajah Daudy yang penuh senyum, bersahabat,  dan bersih.

Daudy dibesarkan oleh seorang ayah yang mencintai dua hal sekaligus dalam hidupnya: anak dan tinju. Lewat ramuan dua rasa cinta itu, Daudy digembleng menjadi seorang petinju yang langsung melangkah ke profesional, dan memilih dicoret dari pelatnas amatir karena sebuah alasan sang ayah, demi kebaikan Daudy.

“Saya tahu bagaimana pengorbanan ayah. Beliau itu kehilangan banyak hal untuk tinju. Bukan hanya soal materi. Tapi beliau sudah merasakan rasa sakit yang paling dalam sebagai seorang ayah, karena tinju. Namun itu semua tak melunturkan rasa cintanya pada tinju,” kata Daudy, yang baginya tak ada sosok lain yang bisa menandingi ayahnya sebagai patron. Ia dan kakak-kakaknya mempunyai tanggungjawab untuk melanjutkan cita-cita ayahnya.

Karenanya, Sasana Cakti Gibbor membuka pintunya bagi anak-anak yang ingin menjadi petinju tanpa membayar.  Seperti halnya sang ayah, Daudy melakukan penelusuran ke daerah-daerah untuk mencari anak2 tak mampu tapi berbakat tinju, lalu membinanya dengan biaya sendiri hingga menjadi juara. “Saya ingin melahirkan petinju-petinju yang bisa mengharumkan nama Indonesia di kiprah internasional. Dan prestasi tinju Indonesia bisa kembali berjaya.”

Diakui oleh Daudy, hidup hanya dengan bertinju tak akan bisa mencukupi biaya hidup keluarga kecil mereka. Oleh karena itu, selain mempunyai program bakti untuk melahirkan petinju-petinju berkualitas, sasananya juga menerima para ekspatriat yang ingin berlatih tinju untuk kebugaran, termasuk pengenalan olahraga tinju ke anak-anak. “Untuk self defense aja,” kata Daudy.

Kekaguman Daudy pada Muhammad Ali diekspresikan dengan memberikan nama panggilan ‘Clay’ kepada putri cantiknya yang berusia 6 tahun, seperti nama kecil  petinju legendaris tersebut.

Deni Syahputra Deni Syahputra

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Doa Susy Susanti untuk Indonesia di Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Barcelona Tembak Kaki Sendiri, Xavi Marah

Liga Spanyol
Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Hasil dan Klasemen Liga Inggris: Arsenal-Man City Pesta, Perburuan Gelar Sengit

Liga Inggris
Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Hasil Sassuolo Vs Inter: Emil Audero Starter, Nerazzurri Kalah dari Tim Degradasi

Liga Italia
Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Real Madrid Juara Liga Spanyol Usai Girona Gilas Barcelona 4-2

Liga Spanyol
Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Hasil Man City Vs Wolves 5-1: Empat Gol Haaland Meneror Arsenal

Liga Inggris
Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Hasil Real Madrid Vs Cadiz 3-0, Los Blancos di Ambang Juara Liga Spanyol

Liga Spanyol
Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Indonesia ke Final Uber Cup 2024, Tak Ada Kata Mustahil Lawan China

Badminton
Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Thomas dan Uber Cup 2024, Salut Jonatan untuk Tim Putri Indonesia

Badminton
Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Indonesia ke Final Thomas Cup 2024, Jonatan Sebut Fajar/Rian Jadi Kunci

Badminton
Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Klub Elkan Baggott Ipswich Town Promosi ke Premier League

Liga Inggris
Hasil Arsenal Vs  Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Hasil Arsenal Vs Bournemouth: The Gunners Pesta 3 Gol, Amankan Puncak

Liga Inggris
Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Sejarah 26 Tahun Terulang, Putra-putri Indonesia ke Final Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Indonesia ke Final Piala Thomas 2024, Fajar/Rian Terlecut Prestasi Tim Uber

Badminton
Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Thomas Cup 2024, Indonesia Tunggu China atau Malaysia di Final

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com