Pihak Swasta Diharapkan Aktif Dukung Asian Games 2018

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir berharap ajang multi-event tersebut bisa mendapatkan dukungan sponsor dari berbagai pihak swasta.

Menurut Erick, pihaknya menargetkan dana sponsor hingga Rp 1 triliun yang 50 persen di antaranya akan menjadi hak dari Dewan Olimpiade Asia (OCA).

"Ada perjanjian dengan OCA bahwa 50 persen menjadi hak mereka. Jadi, yang kami harapkan bukan Rp 1 triliun, tetapi mungkin Rp 500 miliar saja," ujar Erick kepada para awak media, Selasa (18/7/2017).

Baca: Persiapan Asian Games 2018 Sesuai Rencana

"Kami juga harus negosiasi dengan OCA karena seluruh dana sponsor yang masuk hanya bisa digunakan setelah pembukaan Asian Games, 18 Agustus 2018. Sementara itu, keperluan dana sponsor tidak bisa menunggu sampai pembukaan. Itulah yang akan kami negosiasikan," kata Erick.

Menurut Erick, sampai sejauh ini, terdapat sponsor asing yang sudah masuk melalui OCA, yakni Swiss Timing, 361°, SsangYong.

Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga akan berkontribusi menyokong Asian Games 2018. Rencananya, awal Agustus 2017 akan dilakukan penandatanganan kesepakatan.

Nantinya, kata Erick, pemerintah juga akan membentuk Badan Layanan Umum (BLU) yang perangkatnya bakal ditentukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

"Saya mengharapkan swasta bisa lebih supportive karena pada saat ini baru perusahaan asing yang tanda tangan," ucap Erick.

"Kami tahu kendala swasta saat ini. Dengan pelemahan daya beli, tentu ada penghematan sana-sini. Namun, ini kan demi negara. Kami sebagai panitia penyelenggara juga akan memberikan suatu pelayanan yang sangat baik agar produknya pun baik. Nah, kami tunggu untuk swastanya," tutur dia.

Asian Games edisi ke-18 akan diselenggarakan di dua tempat, yakni Jakarta dan Palembang. Ajang tersebut akan mulai bergulir pada 18 Agustus hingga 2 September 2018.