Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chris John Turun Gunung...

Kompas.com - 25/11/2016, 19:36 WIB

KOMPAS.com - Segala sesuatu ada masanya. Pernah berjaya di atas ring tinju, kini Chris John tengah menikmati masa-masa pensiun dari dunia yang pernah membesarkan namanya.

Saat masih aktif sebagai petinju, pria kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah, itu bertubuh liat dengan otot-otot yang kekar. Lebih dari penampilan fisik, namanya pun dikenal luas baik di dalam maupun di mancanegara seiring prestasinya yang luar biasa.

Lima tahun sejak debut di ring tinju profesional pada 1998, pria kelahiran 14 September 37 tahun silam itu mulai mencuri perhatian dunia setelah menyandang gelar juara dunia kelas bulu, sementara versi World Boxing Asociation (WBA) usai menang angka tipis (split decision) atas petinju Kolombia, Oscar Leon.

Tak lama kemudian Chris resmi berstatus juara definitif, lantaran juara bertahan Derrick Gainer asal Amerika Serikat kalah angka dari petinju Meksiko Juan Manuel Marquez. Status yang diperoleh secara cuma-cuma itu akhirnya benar-benar dibuktikan dengan menumbangkan petinju Jepang Osamu Sato di Tokyo pada 4 Juni 2004.

Nyaris satu dekade sabuk juara kelas bulu WBA melingkar di pinggangnya. Derrick Gainer berusaha merebut sabuk tersebut pada 2005, namun kandas.

Demikian juga Jose Cheo Rojas dari Venezuela, Renan Acosta dari Panama, Tommy Browne asal Australia hingga mantan penguasa kelas bulu WBA dan IBF yang memiliki ketajaman pukulan Juan Manuel Marquez asal Meksiko, tak juga mampu menumbangkan pria berjuluk "The Dragon" itu.

Gelar Super Champions pun disematkan kepadanya setelah mempertahankan gelar juara berkali-kali, hingga sebelum Simpiwe Vetyeka mengalahkannya di Perth, Australia, pada 2013. Andai saja saat itu petinju yang memiliki gaya ortodoks itu mampu meladeni Simpiwe, maka gelar WBA dan IBO akan menjadi miliknya.

Namun, usia jelas menampakkan jejaknya pada fisik Chris yang terlihat mengendur. Saat itu usianya sudah 34 tahun.

Setelah pensiun, nama Chris terus diingat sebagai salah satu pemegang sabuk juara dunia kelas bulu terlama. Ia pun mengisi daftar pendek petinju Indonesia yang pernah menjadi juara dunia setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola.

Kini, semua itu berubah. Saat ini, selain tubuhnya terlihat gemuk, penglihatan Chris sudah pun dibantu dengan kaca mata.

"Ya, benar, tubuh kelihatan gemuk sekarang. Latihan sudah berkurang," seloroh Chris John yang ditemui di kompleks Studio Kompas TV, Palmerah, Jakarta Selatan, awal Oktober lalu.

Pria bernama lengkap Yohannes Christian John itu ditemui saat tengah mengawasi sesi timbang badan untuk program sport reality show yang turut dibidaninya bernama 'Indonesia Boxing Championship (IBC)'.

Program IBC dimulai sejak 15 Agustus, didahului proses seleksi para petinju kelas bulu dari seluruh tanah air. Episode pertama mulai ditayangkan Kompas TV pada 2 September dan dijadwalkan setiap Jumat sejak pukul 22.00 WIB. Sebanyak 13 episode ditayangkan hingga akhir November ini.

Sebagai inisiator, suami dari mantan atlet wushu Anna Maria Megawati ini berperan penting dalam seluruh proses sejak tahap seleksi, penayangan hingga setelah lahir sang juara. Meski mengambil konsep reality show, acara tersebut tidak didominasi unsur olahraga atau hiburan semata. Ada pula anasir kepelatihan dan pemberian motivasi yang ditangani langsung oleh Chris yang bertindak sebagai komentator sekaligus mentor.

ISTIMEWA Chris John berpose dengan sejumlah petinju yang berpartisipasi dalam Indonesian Boxing Championship (IBC).
Menjemput penerus

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com