Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Besar Seorang Pelatih dalam Menangani Atlet Paralimpiade

Kompas.com - 24/10/2016, 19:59 WIB
Nugyasa Laksamana

Penulis

Sumber JUARA

BANDUNG, KOMPAS.com - Meski gengsi Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 tidak sebesar Pekan Olahraga Nasional (PON), tetapi para pelatih memiliki tantangan besar dalam menyiapkan atletnya. Bahkan, pekerjaan tersebut bisa jauh lebih sulit dari membina atlet biasa.

Peparnas adalah kompetisi multievent olahraga antar-provinsi di Indonesia yang diperuntukan bagi para atlet difabel.

Menangani atlet dengan banyak kekurangan fisik bukan hal mudah bagi pelatih mana pun. Halangan dan rintangan kerap dihadapi tim pelatih demi meningkatkan tingkat kompetitif anak didiknya.

Atlet difabel tidak bisa diperlakukan sama dengan mereka yang normal. Terlebih, jika kekurangan atlet tersebut terletak pada mental mereka.

Atlet dengan keterbelakangan mental sangat sulit untuk ditebak bagaimana kondisi suasana hatinya. Meski sang atlet memiliki kemampuan teknis baik, tetapi semua itu tidak akan berguna ketika pada suatu pertandingan mood-nya sedang buruk.

Hal ini diakui oleh pelatih atletik dari kontingen Bali, I Wayan Ardi Wiranata.

"Sangat sulit menangani mereka. Dibutuhkan kesabaran hati yang besar untuk bisa meningkatkan kemampuan mereka karena suasana hatinya bisa berubah kapan pun," ucap Ardi kepada JUARA di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Selasa (18/10/2016).

"Sering kali terjadi di dalam sebuah pertandingan, atlet tersebut tiba-tiba tidak ingin bertanding. Kami tidak bisa memaksa dia karena hal itu bukan sebuah solusi," tuturnya.

Ardi juga menuturkan bahwa dirinya sering kali kehabisan akal mencari cara menangani para atlet dengan keterbelakangan mental.

"Arahan yang kami berikan kepada mereka sering kali tidak berguna," kata I Made Gede Arta Mahardika, asisten pelatih atletik Bali.

"Beberapa kali kami memberikan masukan dan seakan-akan mereka sudah mengerti, tetapi dalam prakteknya, kesalahan yang sama terus menerus mereka lakukan," ucapnya.

Meski demikian, Ardi dan Arta mengaku sangat senang bisa membantu meningkatkan kualitas hidup para atlet difabel. Mereka berdua pun memuji semangat juang para atlet ketika bertanding.

"Semangat juang mereka saat berlatih dan bertanding sungguh luar biasa. Bahkan, bisa jauh lebih besar dari atlet prefesional sekalipun," ucap Ardi.

"Kekalahan bagi mereka bagaikan sebuah siksaan. Bahkan pada pertandingan tadi ada atlet yang memukuli tiang besi setelah kalah bertanding, saking merasa kecewa," tuturnya.

Menurut Arta, kesabaran memegang peranan penting dalam membina atlet difabel. Ardi mengakui bahwa selama dua tahun menangani atlet difabel, beberapa kali rasa sabarnya seakan habis.

"Dia baru dua tahun menangani atlet difabel, sedangkan saya sudah enam tahun. Setidaknya, rasa pengertian dan berujung kesabaran itu saya dapatkan setelah tiga tahun menangani mereka," ucap dia.

Arta dan Ardi pun bangga bisa menjadi bagian dari keikutsertaan Peparnas 2016. Apalagi, anak-anak didiknya rata-rata berusia muda, bahkan beberapa di antaranya masih belasan tahun.  (Verdi Hendrawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Internasional
Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Badminton
Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

Badminton
Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

Badminton
Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

Internasional
Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

BrandzView
Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Liga Indonesia
Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Selepas Kalah dari Irak, Timnas U23 Indonesia Dilarang Sentuh Bola

Liga Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Hasil Piala Uber 2024: Ester Menang Sengit, Indonesia Tembus Semifinal!

Badminton
Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Indonesia Diminta Jadi Kandidat Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Basket U19

Sports
Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Indonesia Vs Irak: Laga yang Menyulitkan dan Menentukan di 15 Menit Terakhir

Timnas Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Hasil Piala Uber 2024: Apri/Fadia Berjaya, Indonesia 2-0 Thailand

Badminton
Gregoria Akhirnya Menang atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Gregoria Akhirnya Menang atas Intanon, Indonesia 1-0 Thailand

Badminton
Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Indonesia vs Irak: Dukungan Ali Jasim untuk Garuda Muda agar Tampil di Olimpiade

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com