Pemain kelahiran Huelva, 15 Juni 1993, tersebut berlatih bersama Linda Wenifanetri, Hanna Ramadini, Gregoria Mariska, dan pemain pelatnas lainnya. Selain itu, Marin juga menjalani program latihan khusus bersama pelatihnya, Fernando Rivas. Marin berlatih di Cipayung selama lima hari hingga Jumat (22/5/2015).
"Latihan lagi di Cipayung rasanya seperti reuni buat saya, karena saya punya banyak teman di Indonesia. Pokoknya saya suka di Jakarta, kecuali macetnya, tidak tahan!" ungkapnya kepada Badmintonindonesia.org.
Marin berharap, kehadirannya akan memberi efek positif bagi pemain Indonesia.
"Selama di Cipayung, saya berlatih bersama pemain-pemain Indonesia. Mereka juga melihat bagaimana saya berlatih bersama pelatih saya. Semoga ini bisa memberi semangat kepada pemain-pemain muda," sebut pemain ranking tiga dunia ini.
Marin merupakan pemain termuda Eropa yang bisa menjadi juara dunia pada usia 21 tahun. Tak berhenti sampai disitu, dia sukses mendobrak dominasi putri-putri Tiongkok dengan merebut titel bergengsi All England 2015 dan Malaysia Terbuka 2015.
Marin telah membuka mata Spanyol bahwa bulu tangkis juga bisa mengharumkan nama bangsa. Inilah yang kemudian membuat olahraga tepok bulu ini kian populer di Spanyol, di samping sepak bola.
Setelah menjadi juara dunia, Marin bahkan diundang oleh kerajaan Spanyol dan ia mendapat ucapan selamat langsung dari Ratu Spanyol.
"Setelah saya berhasil menjadi juara dunia, banyak orangtua yang mengarahkan anak-anak mereka untuk menekuni bulu tangkis. Kesuksesan saya menjadi contoh bahwa Spanyol juga bisa menjadi juara dunia," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.