”Awalnya saya bermain sepak bola, tetapi orangtua saya menyarankan supaya saya menggeluti layar. Ayah saya hobi lomba layar. Jadi, sejak kecil, saya sudah kenal olahraga ini,” ujar Hoiriyah seusai latihan di kawasan Pantai Kenjeran, Surabaya, Selasa (24/3).
Hoiriyah mulai serius menggeluti layar sejak 2006. Ia menikmati olahraga yang kental unsur rekreasional ini hingga potensinya dilihat oleh pelatih layar Yusuf Faisal. Hoiriyah pun masuk pelatnas dan langsung mendapat medali emas di nomor mistral one design dalam debutnya di SEA Games Jakarta/Palembang 2011.
Emas pertama di multicabang antarnegara Asia Tenggara itu menggenjot motivasi Hoiriyah untuk terus mengasah kemampuan, mengendarai ombak dan menggiring angin.
Medali emas itu diraih dengan kerja keras. Ia disiplin melatih teknik selama tujuh bulan. Ia juga menggenjot fisiknya karena nomor mistral membutuhkan kekuatan ekstra.
”Waktu itu enggak ada pikiran meraih medali emas. Yang penting, saya latihan teknik dan fisik, tetapi ternyata bisa meraih emas,” ujar Hoiriyah.
Ia mengatakan, persiapan SEA Games Indonesia 2011 sangat ideal karena bergulir sejak jauh hari. Namun, persiapan serius dengan dukungan maksimal dari pemerintah itu kurang dirasakan menjelang SEA Games Singapura 2015.
”Saat ini, latihan kurang ideal karena keterlambatan dana dari pemerintah dan kami harus mengeluarkan dana sendiri lebih dulu untuk latihan,” ujar Hoiriyah yang akan turun di nomor RSX Putri di Singapura.
Menempa mental
Masalah klasik itu tidak membuat Hoiriyah patah arang. Laut menempa mentalnya untuk berjuang di tengah keterbatasan. Ia tetap fokus berlatih untuk mengulang prestasinya empat tahun lalu.
”Tetap semangat, tetap berjuang, harus bisa meraih emas lagi meskipun ada keterlambatan dana,” katanya tegas.
Persaingan meraih medali emas di nomor RSX Putri akan ketat di antara atlet Indonesia, Thailand, dan Singapura. Dalam dua SEA Games terakhir, Thailand selalu meraih emas dan Singapura meraih perak. Indonesia hanya meraih perunggu pada 2011 dan gagal total di Myanmar 2013 pada nomor ini.
”Thailand akan menjadi lawan berat, Singapura juga semakin bagus,” ujar Hoiriyah.
Singapura kini masih menyeleksi tiga atlet putri untuk diturunkan di nomor RSX, yaitu peraih perak 2011 Audrey Yong Pei Lin, peraih perak 2013 Lim Si Ying Ynez, dan atlet muda Lim Si Ning Nicole.
Selain mengincar emas di SEA Games 2015, Hoiriyah juga memiliki cita-cita besar untuk mengidentikkan selancar angin dengan dirinya. Selama ini, selancar angin sangat identik dengan nama I Gusti Made Oka Sulaksana, atlet senior dari Bali. Hoiriyah bertekad menyejajarkan diri dengan Oka yang menyabet emas Asian Games Bangkok 1998 dan Busan 2002 di nomor mistral heavy weight.
Prinsip Hoiriyah sederhana, tetapi penuh komitmen. Selama masih bisa mengendarai ombak dan menggiring angin, dia tidak akan berhenti berjuang meraih prestasi. (BAH/ANG)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.