Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Keberanian Forki Lakukan Pembenahan

Kompas.com - 16/12/2013, 09:20 WIB
NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Dua emas, tujuh perak, tujuh perunggu. Itulah hasil maksimal tim karate Indonesia di Naypyidaw, Myanmar, pada cabang yang memperebutkan 17 medali emas. Turun drastis dibandingkan 10 emas yang diperoleh di SEA Games 2011, Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia mutlak harus berbenah.

Umar Syarief dan kawan-kawan masih bersemangat ketika menuju Stadion Wunna Theikdi, Naypyidaw, Myanmar, Minggu (15/12) pagi. Meski baru mengumpulkan 2 dari 15 emas yang diperebutkan dua hari sebelumnya, karateka dari nomor kumite putra masih berambisi menambah emas beregu.

Begitu pula tim putri yang bertanding di nomor kumite beregu, siang harinya. Mereka mendapat dukungan dari rekan satu tim, karateka kata yang telah menyelesaikan pertandingan pada hari pertama, Jumat lalu.

Namun, keinginan menambah emas kandas. Tim putra yang ditargetkan mempertahankan emas, hanya memperoleh perunggu. Sementara tim putri meraih perak setelah ditaklukkan Malaysia di final.

Kekalahan dari Malaysia di semifinal, membuat tim putra Indonesia hanya berpeluang maksimal meraih perunggu. Itu pun harus melalui pertarungan melawan Filipina.

Adalah Angga Laksmana yang menentukan kemenangan Indonesia dengan skor 3-1 atas Filipina. Kumite beregu mempertandingkan lima partai untuk mencari kemenangan terbanyak atau poin terbanyak jika dua tim yang berhadapan memperoleh jumlah kemenangan sama.

Umar pun memimpin rekan-rekannya untuk memberi hormat kepada Angga atas poin penentu, dengan cara bersujud.

Angga, yang berusia 20 tahun, adalah anggota tim kumite putra termuda di antara para senior seperti Umar, Hendro Salim, Donny Dharmawan, Jintar Simanjuntak, dan Christo Mondolu. Karateka lain adalah Imam Tauhid yang berusia 22 tahun.

Tampilnya Angga sebagai penentu kemenangan sama seperti ketika Imam menentukan kemenangan Indonesia atas Malaysia pada babak repechage di Pekan Olahraga Solidaritas Islam, Palembang, September. Inilah tanda bahwa para karateka muda mulai menonjolkan diri.

PB FORKI memasukkan Angga dan Imam dalam anggota tim yang berlaga di Myanmar. Namun, kekuatan utama putra masih bertumpu pada para senior, termasuk Umar yang telah bermain sejak SEA Games 1997. Kondisi ini agak berbeda dengan tim putri yang sebagian besar beranggotakan atlet berusia 18 hingga 20 tahunan.

Beruntung, belum ada pembatasan umur bagi karate, seperti di sepak bola dan basket. Namun, kalaulah PB FORKI berpikir panjang tentang masa depan karate Indonesia, Umar dan para senior lain sudah sepantasnya berganti status menjadi pelatih, guna menurunkan ilmu dan pengalaman.

Berkaca pada negara lain, seperti Malaysia, yang menjadi juara umum karate dengan 7 emas, regenerasi lumrah dilakukan. Jangankan atlet, pelatih pun mengalami pergantian. ”Pemain yang dulu juara dunia, sudah menjadi pelatih. Sementara pelatih lama sudah pensiun,” kata salah satu pelatih kumite Indonesia Delfinus Rumahorbo.

Program

Membuat program latihan jauh hari sebelum kompetisi menjadi faktor penting untuk jangka pendek. Inilah yang sering kali sulit diwujudkan, terutama ketika menyangkut persiapan multicabang, seperti SEA Games, yang melibatkan pihak lain seperti Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiade Indonesia, dan Komite Olahraga Nasional Indonesia. Agenda yang berbeda dari setiap organisasi terkadang membuat program berubah di tengah jalan.

Donny misalnya, menyesalkan kedatangan pelatih asing asal Spanyol yang hanya dua bulan menjelang SEA Games. Padahal, pelatih asing dibutuhkan untuk memperluas wawasan. ”Bagi saya, idealnya, pelatih asing didatangkan sejak awal. Setelah itu, kami diberi kesempatan uji coba, seperti ke Eropa karena di sana banyak turnamen,” kata Donny, sebelum bertolak ke Myanmar.

Pembenahan lain yang bisa dilakukan terkait sistem dan perangkat pertandingan. Tak ada atlet unggulan dalam undian telah beberapa kali merugikan Indonesia. Terakhir, tim kata putra harus bertemu Malaysia pada babak pertama, di Myanmar. Padahal, dua tim ini adalah tim terkuat di Asia Tenggara.

Memperbesar pengaruh wasit Indonesia dalam organisasi internasional juga tak kalah penting, alih-alih selalu memprotes setiap berlaga di negara lawan. Apalagi, Indonesia memiliki Ketua Umum PB FORKI Hendardji Soepandji yang juga berstatus Ketua Federasi Karate Asia Tenggara. (korano nicolash lms dari naypyidaw/myanmar)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com