Jumat (13/12), Sri yang masih remaja 19 tahun menjadi ratu kelas 48 kilogram. Adapun Eko, 24 tahun, hadir untuk memastikan kepada semua, dia masih yang terkuat di Asia Tenggara untuk kelas 62 kilogram. Satu emas angkat besi tersisa yang diperebutkan kemarin jatuh ke kubu Vietnam.
Eko, si pemegang perunggu Olimpiade 2012 dan 2008, tak cuma mempertahankan emasnya di SEA Games. Dia perkasa. Dua tahun lalu di Palembang, Eko menjadi juara dengan memecahkan rekor SEA Games.
Kali ini, rekor itu dia tambah bobotnya, 2 kilogram. Kemarin, Eko mengusung barbel 137 kilogram untuk snatch (langsung mengangkat barbel ke atas kepala) dan 167 kilogram untuk clean and jerk (menaruh barbel di dada, sebelum diusung ke atas kepala). Semua itu bobot terberat yang pernah diangkat dalam sejarah SEA Games.
Total angkatan yang 304 kilogram pun menjadi rekor SEA Games yang baru. Peraih perak dari Vietnam Trung Le Quang bisa mendekati pun tidak. Di snatch, barbelnya 6 kilogram lebih ringan dan di clean and jerk 7 kilogram lebih enteng.
Kemenangan di arena angkat besi tersebut disambut sorak gembira oleh para atlet dan pelatih. Manajer tim angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengungkapkan, pencapaian ini sesuai target. "Mereka sudah berlatih keras, ini adalah hasilnya," kata Dirdja kepada wartawan Kompas, Madina Nusrat, di Yangon.
Selain itu, satu perak disumbang pula oleh Jadi Setiadi (28) di kelas 56 kilogram. Jadi mengalami cedera kaki saat melakukan angkatan clean and jerk terakhir. Lifter asal Lampung ini tak mampu mengusung barbel dengan sempurna.
Di tengah kegembiraan itu, terselip kekecewaan di kalangan pelatih karena Pemerintah Indonesia belum juga membayar honor pelatih asing Huang Qianghui dan Liu Lin Qiny selama empat bulan. Kedua pelatih asal China itu didatangkan oleh Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Tono Suratman untuk melatih lifter Indonesia menghadapi SEA Games.
Menurut Tono, kedua pelatih telah menandatangani berkas pengambilan honor. Namun, uang yang dinanti belum juga dikucurkan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Total empat bulan honor kedua pelatih asing itu sebanyak Rp 240 juta.
Huang berharap dapat segera mengantongi honor. Sebab, pada 17 Desember, tim angkat besi akan menyudahi kampanye di Myanmar. Pada 21 Desember, dia akan pulang ke China karena visa kerjanya berakhir 22 Desember.
Kendati mengaku pengalaman ini tidak menyenangkan, Huang tetap bersedia melatih lifter Indonesia untuk Asian Games yang berlangsung September 2014.
Tono menginginkan, untuk menghadapi Asian Games, para lifter Indonesia dapat berlatih di padepokan Huang di China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.