Tampil Tanpa Beban, Ubang Berjuang Raih Poin

Sejak hari kedua, Jumat (15/11/2013) pereli Bosowa Fastron Rally Team (BFRT) ini selalu terkendala masalah teknis. Penggantian gardan usai finis hari pertama memang membawa peningkatan signifikan. Tetapi, dalam perjalanan berikutnya muncul masalah lain.

Mobil Ubang menabrak batu di SS6 dan merusak sistem suspensi serta steering arm. Menuju lokasi Remote Service yang serba terbatas, Ubang pun mengendalikan mobil dalam kondisi roda kanan depan mendongak keluar dan berjalan terseok-seok.
 
Hebatnya, perbaikan besar itu tertangani tak lebih dari 15 menit, dengan cara menarik benang di antara roda depan dan belakang. Fasilitas teknis di Remote Service memang sangat terbatas dibandingkan dengan Service Park di mana truk-truk tim teknisi diparkir.

"Pada dasarnya kondisi mobil memang sudah tak segar sejak awal. Kami sama sekali tak bisa mengembangkan kecepatan untuk mengejar sejak hari pertama," ujar Ubang yang mengakhiri SS9 sebagai SS penutup hari kedua dengan kondisi memprihatinkan.

Memulai SS10 pada Sabtu (16/7/2013) pagi, kondisi Ubang dan navigator Nicola Arena sudah segar. Tetapi, pacuan mereka sama sekali belum segar. Pada SS sepanjang 14,58 km di wilayah Gartheniog itu, R5 pacuannya belum mampu bangkit dan finis urutan 11. Masuk SS11, laju mobil tak bisa lagi dikembangkan. Akibatnya, posisi ke-11 hingga SS10 pun melorot setingkat ke urutan 12.

"Masih ada lima SS yang harus ditempuh hari ini. Yang pasti, kami tak putus asa karena bagaimana pun banyak pelajaran berharga di sini. Kondisi mobil akan kita maksimalkan hingga batas akhir dan tampil tanpa beban," komentar Ubang seusai SS11.

"Sudah terlalu jauh untuk mengejar lawan. Perjuangan realistis adalah mengejar posisi masuk 10 besar untuk mendapatkan poin. Itu yag membuat kami tetap termotivasi di tengah berbagai hambatan yang ada," tandas Ubang.