Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riau, PON Paling Dinamis

Kompas.com - 20/09/2012, 13:46 WIB
Syahnan Rangkuti

Penulis

KOMPAS.com -- Olahraga memang dinamis. Semboyan citius altius fortius yang berarti lebih cepat, lebih tinggi dan lebih kuat, adalah rohnya olahraga. Siapa yang lebih cepat dan lebih kuat adalah orang-orang yang patut mendapat derajat lebih tinggi. Gelar sebagai juara pantas disandang.

Sejak PON dibawa ke luar Jakarta, kumpulan atlet ibukota negara ini, tidak lagi melulu menjadi kumpulan yang terbaik. Akan tetapi, DKI Jakarta tetap diperhitungkan sebagai barometer olahraga. Hanya saja, pertarungan merebut gelar bergengsi dalam dunia olahraga nasional, semakin ketat.

PON ke-15 tahun 2000, tatkala Jawa Timur yang menjadi tuan rumah, sukses meruntuhkan dinasti DKI untuk merebut juara umum. Empat tahun kemudian, DKI bangkit di PON Sumsel 2004 untuk mengambil alih mahkota yang hilang. Jawa Timur pun tidak diam, pada PON Kalimantan Timur 2008, piala juara umum kembali dibawa ke negeri para arek itu.

Di Riau tahun ini, perebutan tahta terbaik olahraga nasional menjadi lebih seru dan dinamis. Sejak awal pelaksanaan, posisi perolehan medali menjadi ajang salip-menyalip. Ibarat tarung MotoGP, posisi tiga besar, silih berganti dikuasai oleh Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Tuan rumah Riau memang sempat unggul di hari-hari pertama, namun kondisi itu lebih disebabkan laga final belum banyak.

Di awal, start DKI Jakarta tampak terseok-seok, sementara Jawa Barat dan Jawa Timur lebih unggul. Menjelang hari-hari terakhir, Jawa Timur, justru tersendat-sendat dan kebalikannya, DKI Jakarta tampil perkasa. Perlahan dan pasti, DKI Jakarta menyodok mengejar Jawa Barat. Penentuan juara umum baru dapat ditentukan pada lap terakhir menjelang penutupan.

Pada saat finish, DKI Jakarta akhirnya mengungguli calon tuan rumah PON 2016, Jawa Barat, dengan 108 medali emas, 101 perak dan 110 perunggu. Jawa Barat menjadi runner up dengan selisih enam emas, atau lengkapnya 102 emas, 76 perak dan 102 perunggu. Adapun sang juara bertahan, Jawa Timur harus puas bertengger di posisi ketiga dengan 85 emas, 87 perak dan 83 perunggu. DKI Jakarta unggul dalam cabang-cabang  senam (13 emas), aerosport (8 emas), akuatik (7 emas), atletik, wushu, golf, boling dan selam masing-masing (6 emas), biliar (5 emas), catur, judo, tenis dan sepatu roda masing-masing (4 emas), taekwondo, layar, kempo dan karate masing-masing (3 emas).

Secara keseluruhan, DKI Jakarta meraih emas 29 cabang, dari 39 cabang yang diikuti. Jawa Barat perkasa dari cabang renang dengan 22 medali emas dari total 32 nomor yang diperlombakan. Angkat besi/angkat berat (7), atletik dan judo masing-masing (6), balap sepeda, dayung dan taekwondo masing-masing (5) serta pencak silat dan catur masing-masing (4).

Sama seperti DKI Jakarta, Jawa Barat mengumpulkan emas dari 29 cabang. Perebutan posisi level kedua, juga tidak kalah seru. Menjelang penutupan, tiga daerah, yakni Kalimantan Timur, Riau dan Jawa Tengah  masih berkutat merebut posisi keempat. Sehari sebelumnya, pada 18 September, Kalimantan Timur, berada di posisi keempat, Riau kelima, dan Jawa Tengah keenam, dengan selisih hanya satu medali emas.

Ketika seluruh pertandingan berakhir pada 19 September, baru dapat dipastikan Jawa Tengah menempati posisi keempat, Kalimantan Timur kelima, dan tuan rumah Riau keenam, dengan selisih medali emas yang sangat tipis. Jawa Tengah  tertolong perolehan dua medali emas dari bulutangkis pada hari terakhir. Kalimantan Timur, terdongkrak perolehan 14 medali emas dari cabang gulat dari total 16 emas yang diperebutkan.

Adapun Riau, kehabisan bahan bakar di garis finish. Niatan tuan rumah menempati posisi lima besar, gagal total. Padahal, Gubernur Riau Rusli Zainal sempat melontarkan wacana menjadi juara umum.

Pembinaan jangka panjang

Sangat menarik mengkaji perolehan umum medali di PON Riau ini. Kemenangan DKI Jakarta, tidak terlepas dari pembinaan jangka panjang yang dilakukan para pengurus olahraganya semenjak kekalahan di Kalimantan Timur 2008.

Ketua Kontingen DKI, Eddy Widodo mengungkapkan, sepulang dari Kalimantan Timur, DKI Jakarta langsung melakukan evaluasi besar-besaran terhadap seluruh cabang olahraga. Pemusatan latihan daerah sudah dimulai pada tahun 2009. Beberapa cabang berlatih di luar negeri dan memberi kesempatan try out kepada atlet untuk menambah jam terbang pertandingan.

Bukan hanya prestasi, soal pendukung di arena pertandingan pun dipikirkan DKI Jakarta. Mereka merekrut puluhan pemuda Riau asli, untuk menjadi pemimpin para suporter, dengan program semacam training for traineers di Jakarta. Para pemuda itu diberi pelatihan menyanyikan lagu-lagu yang dapat membangkitkan rasa patriotisme dan heroisme atlet.

Setelah melewati program di Jakarta, puluhan pemuda itu merekrut timnya sendiri di Riau. Mereka kemudian bergabung dengan suporter asal Jakarta, untuk menghidupkan suasana arena pertandingan setiap atlet DKI Jakarta bertanding. Tidak heran apabila suporter DKI menjadi kelompok paling simpatik dan berkesan selama penyelenggaraan PON Riau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com