BEIJING, SELASA - Akses Internet harus dibuka selama berlangsungnya Olimpiade Beijing pada Agustus 2008. Pesan ini disampaikan oleh seorang pejabat terkemuka Komite Olimpiade Internasional (IOC) ke para penyelenggara Olimpiade Beijing pada hari pertama dari rapat selama 3 hari.
Rapat ofisial antara inspektur IOC dan penyelenggara Olimpiade Beijing itu merupakan yang terakhir kalinya sebelum dilangsungkannya pesta Olimpiade 2008 dalam 4 bulan mendatang. China secara rutin memblokir akses Internet. Praktik ini telah ditingkatkan sejak berlangsungnya kerusuhan 2 pekan lalu di Tibet.
Kevin Gosper, wakil ketua komisi koordinasi IOC, menjelaskan pemblokiran Internet selama berlangsungnya Olimpiade merefleksikan kondisi fasilitas yang sangat memprihatinkan dari tuan rumah. "Kami ingin agar pers dapat beroperasi seperti pada Olimpiade sebelumnya," kata Gosper.
Gosper menekankan China berkewajiban membuka akses internet untuk 30.000 wartawan yang memiliki ijin resmi maupun tidak resmi selama pelaksanaan Olimpiade 2008. "Memang, kritik yang beredar menyoroti pemblokiran Internet yang dilakukan oleh pemerintah China menyusul aksi kerusuhan di Tibet, namun tindakan tersebut tidak dapat diberlakukan oleh China selama berlangsungnya Olimpiade nanti," ujar Gosper.
Undang-undang pencabutan pembatasan akses Internet dari pemerintah China terhadap media asing berlaku pada 1 Januari 2007 dan berakhir pada Oktober 2008. "Saya merasa puas China memahami kebutuhan akan akses Internet," tambah Gosper.
Saat ditanya oleh wartawan mengenai komentar Gosper tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Jiang Yu menjelaskan manajemen akses Internet yang diberlakukan China mengikuti manajemen yang diberlakukan oleh masyarakat internasional.
Jiang Yu mengakui China memblokir akses dari beberapa situs Internet. Namun, Jiang Yu menjelaskan bahwa beberapa negara lain juga melakukan hal yang sama. Jiang Yu menolak berkomentar mengenai pemblokiran akses Internet yang dilakukan China terhadap wartawan selama berlangsung Olimpiade pada 8-24 Agustus 2008. (AP)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.