Isnanta mengaku bangga dan puas tersendiri bagi pemerintah karena sejauh ini program Gowes dan Galadesa ternyata begitu diterima oleh Masyarakat Indonesia.
Dalam Gowes yang mengambil rute sejauh 19,5 kilometer dengan start di stadion Bessai Berinta mengambil jalur sampai Bontang Kuala dan memutar di Berabas Ujung, dan kembali lagi ke stadion, par apegowes terlihat begitu antusias.
Kemeriahan start Gowes Nusantara semakin terasa karena ada pembangian hadiah undian setelah semua peserta mencapai garis finis. Pasukan kepolisian yang tergabung dengan kostum balap Bhayangkara pun terlihat ambil bagian karena mereka juga menggabungkan kegiatan HUT Bhayangkara ke-71 dengan Gowes Nusantara.
Tak heran apabila ada polisi yang mengenakan kostum lengkap, turut memacu sepedanya di ajang tersebut. Bukan hanya mereka yang sudah dewasa, anak-anak pun ada yang terlihat turut serta.
Usai kegiatan tersebut, Kemenpora juga meminta Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, untuk menyerahkan tanah dan air dari kota Bontang, untuk disatukan dengan tanah dan air dari kota-kota lainnya untuk dibangunkan sebuah monumen di Gunung Tidar, Magelang, Jawa Tengah September nanti.
"Kami memang membuat seremonial mengumpulkan tanah dan air dari kota yang digelar Gowes Nusantara, nanti disatukan di Magelang, dalam perayaan Hari Olahraga Nasional. Ini adalah simbol bahwa Indonesia adalah satu kesatuan, membangkitkan kesadaran masyarakat di tengah kebinekaan yang terkikis," kata Isnanta.
Untuk ajang Galadesa, dikick-off dengan pertanda dilakukan pukulan eksibisi tenis meja oleh Isnanta. Tenis Meja merupakan salah satu dari enam cabor yang dipertandingkan seperti Voli, Sepak Takraw, Sepak Bola, Atletik, dan Bulu Tangkis
Kemenpora memastikan, dari 12 kota yang telah dijadikan venua Gowes Nusantara mulai dari Sabang, Toba, Medan, Bontang, Nunukan, Atambua, Merauke dan lainnya, antusiasmenya melebihi target.
Semula, kementerian pimpinan Imam Nahrawi itu menginginkan dari 90 kota yang menjadi titik-titik digelarnya Gowes Nusantara dan Galadesa sampai September nanti, minimal diikuti oleh 1500 Pegowes.
"Tapi kenyataannya, di Sabang sampai 7000, di Medan 6000, di Atambua 5000, di Merauke 4000, dan di kota lain rata-rata melebihi dari 2000. Ini antusiasmenya luar biasa," tegasnya.
Karena itu, program Gowes ini kemungkinan dipertahankan oleh Kemenpora sebagai program unggulan untuk tahun-tahun berikutnya. Alasan Isnanta, alat ini menjadi efektif untuk mengampanyekan gerakan Ayo Olahraga!