BELGRADE, KOMPAS.com - Para 7-9 April lalu, 19 atlet paralayang Indonesia ambil bagian dalam seri kedua Paragliding Accuracy World Cup (PGAWC) di kota Vrsac, Serbia.
Keterlibatan Indonesia dalam ajang ini sekaligus merupakan persiapan menuju perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Tim paralayang Indonesia sudah tiba di Serbia pada 4 April dengan maksud untuk melakukan penyesuaian dan sekaligus berlatih.
Sayangnya, akibat cuaca yang kurang mendukung ditambah embusan angin yang tak menentu, membuat tim Indonesia baru dapat berlatih pada Jumat (7/4/2017) pagi.
Meski mendapatkan kendala cuaca, Indonesia mencatatkan hasil yang cukup memuaskan dalam kejuaraan di puncak sebuah bukti dengan ketinggian 300 meter itu.
Untuk katagori beregu, tim Garuda Prima 2 berhasil memperoleh satu medali emas. Sementara di katagori putri, Indonesia meraih satu medali emas dan satu medali perak.
Dalam accuracy paragliding (Paralayang Akurasi) ini para atlet terbang dari ketinggian tertentu dan diharuskan mendarat pada target berupa lingkaran berdiameter 22 centimeter.
Sang atlet harus menginjakkan kakinya pada alat khusus (electronic pad) yang terdapat titik bulat (dead center) berukuran sebesar koin Rp 50,
Nilai sempurna akan diperoleh seorang atlit apabila berhasil menginjak titik dead center itu.
PGAWC yang dimulai di Manado merupakan rangkaian kejuaran yang diselenggarakan di berbagai negara di dunia.
Berdasarkan hasil seri pertama di Manado dan seri kedua ini, Indonesia menduduki peringkat atas dan memiliki peluang besar untuk menjadi juara dunia.