Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persoalan Bonus PON, Pemprov DKI Paling Ketinggalan

Kompas.com - 10/12/2016, 14:47 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Pihak Pemprov DKI  saat ini justru dianggap menjadi yang paling lamban dalam menyelesaikan kontroversi bonus PON XIX/2016 Jawa barat, September lalu.

Setelah tiga bulan PON berakhir, pihak Pemprov DKI belum juga memenuhi janji kepada para anggota kontingen DKI yang berlaga di PON XIX lalu.  

Pada masa Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama,  penyerahan tali kasih atau bonus buat anggota kontingen sebenarnya sudah akan dilakukan pada 19 Oktober, meski kemudian diundur pada 27 Oktober, satu hari  sebelum Gubernur petahana mengambil cuti untuk menjalani proses kampanye Pilkada.

Namun setelah itu, harapan penerimaan bonus pada para anggota kontingen semakin  mengabur. Bukan hanya dari waktu penyerahan, tetapi juga pada besaran. Pada awal tahun, Gubernur  Basuki sempat melontarkan kontroversi dengan menjanjikan bonus 1 milyar buat peraih medali emas dengan teknis penyerahan yang berbeda dengan selama ini yaitu melalui Disorda dan KONI. Bonus akan diserahkan langsung ke perkumpulan olah raga.

Rencana kontroversial Ahok ini kemudian seusai PON mengerucut menjadi besaran yang lebih realistis yaitu Rp350 juta untuk peraih medali emas, dengan varian yang lebih rendah untuk peraih perak dan perunggu, mau pun peraih medali beregu.

Namun setelah dua kali penundaan dan cutinya Gubernur petahana, besaran modus jadi dipertanyakan. Pihak Pemprov DKI menggunakan aturan dari Kemenpora perihal pemberian bonus buat atlet. Aturan Kemepora menyebut bahwa bonus atlet dalam pertandingan tingkat lokal tidak boleh melebihi bonus tingkat nasional yang diberikan untuk ajang SEA Games, Asian Games dan Olimpiade.

Besaran yang kemudian keluar adalah maksimal Rp 200 juta untuk peraih medali emas dan varian lebih kecil buat perak dan perunggu. Hal ini dibenarkan oleh Kabid Binpres Disorda DKI, Tedi Cahyono. Menurut Tedi, semua daerah akan mengikuti aturan yang diberikan Kemenpora atau terancam sanksi di kemudian hari. "Untuk bonus medali emas memang kita  tidak bisa melebih bonus SEA Games, yaitu Rp 200 juta," kata Tedi, awal pekan ini.

Tedi menyebut bisa saja ada daerah lain yang memberikan bonus melebihi ketentuan Kemenpora, namun ada risiko sanksi di kemudian hari. "Kalau sanksi diberikan, kan olah raga daerah itu sendiri yang akan repot," ungkapnya.

Namun kebijakan ini tentu sangat mengecewakan para atlet, pelatih hingga pengurus cabang.  Menurut beberapa pengurus cabang, seharusnya yang digunakan sebagai acuan adalah keputsuan Gubernur sebagai kepala daerah  dan bukan pada ketentuan pemerintah pusat.

Dalam pertemuan dengan pengurus cabor, Kamis (8/12/2016) tidak tercapai kesepatakan antara pihak KONI DKI dengan para pengurus. Pengurus cabor tetap mempertanyakan perubahan besaran bonus serta berlarutnya waktu penyerahan. Pengurus cabor juga mempertanyakan kebijakan KONI DKI menghapus uang Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) DKI mulai September 2016 usai berlangsungnya PON.

Menurut mereka, hal ini tidak terjadi pada kepengurusan KONI usai berlangsungnya PON XVIII/2012 di Riau lalu, saat DKI keluar sebagai juara umum. Saat itu atlet Pelatda masih mendapatkan uang bulanan hingga berakhirnya tahun takwim. "Kami masih menerima hingga bulan Desember tahun yang bersangkutan."

Pembubaran kontingen DKI ke PON XIX/2016 memang baru akan berlangsung Sabtu (12/10/2016) ini di Hotel Grand Whiz, Kelapa Gading. Para atlet dan pengurus cabang berencana menanyakan kejelasan simpang siurnya kejelasan tentang waktu dan besaran bonus PON DKI setelah cutinya Guberfnur petahana. Kekhawatiran paling besar pada para atlet, pelatih dan pengurus olahraga DKI adalah adanya batas waktu 15 Desember sebelum sisa APBD 2016 dikembalikan.

Pada PON XIX lalu, kontingen DKI Jakarta mengumpulkan 132 emas, 124 perak, dan 118 perunggu. Perolehan medali emas DKI sama dengan kontingen Jawa Timur yang menempati posisi dua (132 emas, 138 perak, 134 perunggu). Sementara kontingen Jabar mengumpulkan medali terbanyak dengan 217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu dan Jawa Tengah berada di posisi keempat dengan 173 medali. Jawa Tengah mengumpulkan 32 emas, 56 perak, dan 85 perunggu.

Baik Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah telah membuat keputusan tentang besaran dan waktu penyerahan bonus PON XIX/2016 dengan cara yang berbeda-beda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Juventus Vs AC Milan, Tidak Ada Pemenang

Liga Italia
Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com