BANDUNG, Kompas.com - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengaku kecewa dengan laporan terkait kericuhan yang terjadi di arena polo air Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX-2016. Pihaknya telah melayangkan surat kepada PB PON untuk meminta klarifikasi atas kejadian tersebut.
Seperti diketahui, kericuhan terjadi ketika tim polo air putra Jawa Barat jumpa Sumatera Selatan di babak semifinal. Salah satu personel Tim putra DKI Jakarta yang berada di tribun penonton memperingatkan salah satu oknum aparat yang melempar botol air mineral ke kolam.
Tak terima ditegur, oknum tersebut langsung melakukan tindakan anarkis berupa pemukulan yang langsung ditujukan kepada tim DKI Jakarta. Beberapa atlet polo air putra dan putri Ibukota pun jadi korban pemukulan tersebut.
Menanggapi hal itu, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S Dewa Broto mengungkapkan, seharusnya gelaran PON 2016 bisa sesuai dengan semangat olahraga yang tertuang dalam janji atlet. Semua tidak boleh mencederai spirit PON itu.
"Kami kirimkan surat kepada PB PON untuk meminta klarifikasi dan jaminan agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Termasuk jaminan untuk mengutamakan keamanan seluruh kontingen peserta," kata Gatot ketika dihubungi seraya menyebut ingin segera pendapatkan kepastian mengingat PON 2016 baru berjalan empat hari dari 13 hari penyelenggaraan.
Terpisah, Ketua Umum KONI DKI Jakarta Raja Sapta Ervian mengatakan meski kecewa, pihaknya tidak akan terpengaruh dengan intimidasi yang dilakukan terhadap kontingennya.
Dia berharap pasukannya tetap bisa tampil maksimal untuk meraih prestasi terbaiknya. Soal masalah lain di luar pertandingan, diharap untuk tidak menjadi beban.
"Kami ke sini (Jawa Barat) punya misi menghabisi semua lawan di sini, termasuk Jawa Barat. Tapi, tetap denggan cara-cara yang menjunjung tinggi sportifitas di arena pertandingan," ungkap Eyi saat memberikan motivasi kepada para atlet polo air.
Menyoal tindakan tidak sportif kepada kontingennya, Eyi memprotes keras sistem keamanan di PON. Jika ada tindakan pelanggaran hukum, pihaknya akan memprosesnya sesuai sistem hukun di Indonesia.
Eyi pun mempertanyakan ribuan personel keamanan yang dikerahkan pihak penyelenggara yang nyatanya masih kecolongan. Tegasnya, petugas keamanan harus bertindak netral dan tidak boleh bertindak sebagai suporter untuk mengamankan PON secara keseluruhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.