BANDUNG, KOMPAS.com - Atlet wushu Sumatera Utara, Juwita Niza Wasni, menangis haru dalam dekapan sang ibunda seusai meraih medali emas PON XIX/2016, pada Senin (19/9/2016). Keberhasilan ini dipersembahkan Juwita untuk kedua orang tuanya.
Juwita memenangi nomor nanquan dan nandao putri. Secara keseluruhan, dara berusia 20 tahun itu mendapatkan nilai 19,08 dari para juri.
Keberhasilan ini sangat berkesan bagi Juwita. Pasalnya, sang ibunda, kakak, dan ayahnya menyaksikan langsung penampilannya dari tribune GOR Pajajaran, Bandung.
Tak heran, setelah menuntaskan perlombaan dan mengetahui bahwa nilainya tertinggi, Juwita langsung berlari ke arah tribune dan memeluk ibunya seraya menangis terharu.
"(Emas) Ini adalah hadiah untuk Mama dan Papa. Saya sudah janji, kalau bisa dapat medali emas PON, saya bakal menghampiri mama di tribune," kata Juwita setelah sesi penyerahan medali.
Sebagai salah satu atlet wushu andalan Indonesia, Juwita memang sudah beberapa kali meraih prestasi gemilang.
Pada Asian Games 2014, Juwita dinobatkan sebagai peraih medali emas nomor nanquan dan nandao. Emas itu diperoleh Juwita setelah atlet asal Malaysia, Tai Cheau Xuen, diketahui memakai doping.
Selain itu, Juwita juga pernah meraih medali emas nomor serupa pada Kejuaraan Dunia Wushu 2015, dan medali perak pada SEA Games 2015.
Kini, Juwita mempunyai target baru. Setelah meraih medali emas pada PON XIX/2016, dia berambisi tampil apik pada ajang Asian Games 2018 yang akan digelar di Jakarta dan Palembang.
"Lawan terberat adalah diri saya sendiri. Namun, kunci terpenting adalah latihan sebaik mungkin. Semoga pada 2018 nanti saya masih bisa tampil lebih baik," tutur Juwita.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.