Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Pekerjaan” Enak: Menjadi Pemain Basket

Kompas.com - 02/03/2016, 22:55 WIB

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cerita soal atlet di Indonesia ternyata tak melulu berkisah soal kepedihan, seperti yang dialami para pesepakbola Indonesia yang saat ini kompetisinya distop karena PSSI-nya tengah dibekukan.

Para pemain bola itu pun terpaksa bermain pertandingan kelas tarkam atau antar kampung demi menyambung hidup.

Kisah sebaliknya dialami oleh para pemuda yang menjadikan basket sebagai profesi. Para pemain basket ini menikmati berbagai fasilitas yang bisa membuat iri atlet-atlet lain.

Seperti diceritakan oleh Kaleb Ramot Gemilang, atlet bola  basket yang sejak 2014 membela klub CLS Knight Surabaya. "Sekarang ini, enak 'bekerja' sebagai pemain bola basket. Semua yang kita butuhkan bisa terpenuhi. Bahkan gaji bulanan dapat kita kantongi secara utuh," tutur Kaleb.

Kisah yang sama disampaikan sejumlah pemain basket lain. Namun, tak hanya soal makan dan uang yang diperoleh para pebasket tersebut. Ada sejumlah fasilitas lain untuk mempersiapkan mereka menjadi “manusia”, baik di dalam maupun di luar lapangan.

KOMPAS/PRIYOMBODO Para pemain basket tim NSH berdiskusi mengenai pelajaran kuliah mereka di salah satu sudut kampus Universitas 17 Agustus 45 di kawasan Sunter, Jakarta Utara, Rabu (2/3). Selain bermain basket secara profesional, mereka juga disiplin mengikuti kuliah disela-sela kesibukan latihan dan kompetisi.
Disadari, usia “pekerjaan” menjadi atlet bisa dibilang sangat pendek. Usia produktif mereka barangkali belasan tahun, dari awal 20-an sampai pertengahan 30-an, dengan catatan mereka konsisten dan tidak dihantui cedera. Tidak seperti profesi lain, yang bisa sampai usia kakek-nenek.

Disiapkan untuk menghadapi kehidupan, baik saat masih menjadi atlet, maupun setelah mereka pensiun, menjadi salah satu keuntungan sebagai pemain basket.

KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Kaleb Ramot Gemilang, Pemain CLS Surabaya.
Mereka tidak dibiarkan seperti para “Raja KO” yang rubuh ditinju kenyataan hidup. Cerita soal petinju yang di-KO kehidupan ini pernah dimuat dalam laporan Bianglala Olahraga di harian Kompas edisi Rabu, 27 Mei 2015.

Apa saja persiapan para pebasket itu? Bagaimana mereka bisa “bekerja” menjadi  pemain basket? Simak laporan lengkapnya dalam liputan khusus Bianglala Olahraga, di harian Kompas, Kamis (3/3/2016). 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com