"Di gim pertama kami mencoba untuk selalu menyerang pasangan Tiongkok dan alhamdulillah kami bisa menang dan membuat mereka tertekan. Tapi di gim kedua kami kalah karena saya merasakan seperti otot paha yang ketarik kencang, jadi saya putuskan untuk melepas gim kedua,” jela Edi.
“Di gim kedua kami sedikit menurun staminanya. Masuk ke game ketiganya baru kami paksa lagi,” tambah Gloria.
Gim ketiga diawali dengan laga ketat. Meski Edi/Gloria sempat tertinggal 5-9, keduanya kembali menyusul lawan. Edi/Gloria juga sempat menahan imbang lawan dengan angka setting 20-20. Sayang pasangan besutan klub PB Djarum ini kemudian kalah tipis 24-26 di gim ketiga.
“Di gim ketiga kami mencoba untuk kembali menyerang dan hampir berhasil. Tapi ternyata Allah punya rencana yang jauh lebih baik dan sempurna untuk kami ke depannya,” ungkap Edi. “Menurut saya tidak ada yang salah di gim ketiga. Hanya saat poin-poin kritis kami kurang nekat, hanya mencoba bermain seaman mungkin,” tambah Edi.
“Kami terlalu fokus dengan permainan kami di gim ketiga. Sampai-sampai kami tidak sadar saat lawan mengubah pola permainan. Akhirnya kami harus kalah. Mereka masih lebih unggul dari kami. Secara ranking mereka juga termasuk kelas atas,” ujar Gloria saat dihubungi oleh tim badmintonindonesia.org.
Pertandingan final ini menjadi pertemuan kedua bagi Edi/Gloria dan Liu/Bao. Sebelumnya di India Open 2015 lalu, Edi/Gloria kalah dua gim langsung 13-21 dan 10-21 dari Liu/Bao.
Edi/Gloria menjadi satu-satunya finalis yang tidak berasal dari Tiongkok. Selebihnya, sembilan finalis dari lima sektor disapu bersih oleh pemain tuan rumah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.