Seperti dikutip dari harian Kompas edisi Rabu (15/10/2014), Zulkarnaen Purba, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB FORKI), di Jakarta, Selasa (14/10/2014), menuturkan, PB FORKI mengeluarkan dana talangan Rp 300 juta selama lebih kurang enam bulan pelatnas berlangsung. Dana itu untuk membeli sejumlah peralatan tanding dan latihan.
Mereka berharap dana yang telah dikeluarkan akan diganti pemenang tender. Yang terjadi, PT Cipta Mitraya justru mengajukan pengunduran diri dan menyatakan tidak sanggup menyediakan peralatan. Kemenpora pun membatalkan proses lelang peralatan untuk ajang Asian Games 2014.
Soal penggantian dana talangan yang dikeluarkan induk cabang olahraga, Kemenpora mengatakan, dana tersebut hampir mustahil diganti (reimburse). Pasalnya, tidak ada ketentuan anggaran yang memberikan dana dan peralatan selain lewat mekanisme proyek (Kompas, 14/10/2014).
Albert berharap, jika penggantian dana talangan mustahil dilakukan, pemerintah mesti mengganti dengan cara menambah jatah peralatan atlet untuk SEA Games 2015.
Cek "bodong"
Sebelumnya, persoalan terkait pengadaan barang ini sudah mengemuka dari cabang olaharga boling. Harian Kompas edisi Jumat (10/10/2014) menulis peralatan latihan dan pertandingan boling untuk Asian Games Incheon, Korea Selatan, belum dibayar.
Cek untuk pembayaran sebesar Rp 900 juta yang diberikan pemenang lelang kepada pemasok peralatan ternyata tidak bisa diuangkan. Cek tersebut berasal dari perusahaan pemenang lelang pengadaan peralatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Boling Indonesia (PB PBI) Oky Harwanto, di Jakarta, Kamis (9/10/2014), mengungkapkan, perusahaan pemenang lelang dan pemasok sudah bertemu dan menyepakati harga. Namun, hingga hitungan belasan hari sebelum atlet bertolak ke Incheon, 17 September, peralatan latihan dan pertandingan belum diterima.
Oky mengatakan, akhirnya perusahaan pemenang lelang memberikan jaminan kepada perusahaan pemasok berupa cek. Dengan jaminan itu, pemasok bersedia memberikan peralatan boling kepada atlet pada 9 September. ”Jumat (3/10/2014), pemasok peralatan membawa cek itu ke bank. Ternyata cek tidak bisa dicairkan,” katanya.
Merujuk situs Layanan Pengadaan secara Elektronik Kemenpora, pemenang lelang adalah perusahaan yang beralamat di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan itu memenangi lelang pengadaan peralatan latihan dan pertandingan olahraga dalam rangka Program Indonesia Emas dengan penawaran paling rendah dibandingkan perusahaan lain, Rp 18,3 miliar dari pagu Rp 24,9 miliar.
Menurut Oky, perusahaan pemasok peralatan boling percaya dan bersedia memberikan barang karena kenal baik dengan pengurus PB PBI.
Jaminan kontraktor
Oky menambahkan, kejadian semacam ini bukan pertama kali terjadi. ”Peralatan pertandingan boling untuk Asian Indoor and Martial Arts Games di Incheon 2013 juga tidak dibayar. Besarnya Rp 250 juta, tanpa jaminan. Akhirnya PB PBI yang menalangi. Kalau tidak, kami tidak dipercaya lagi oleh pemasok. Untuk Asian Games, PB PBI tidak mau menalangi karena ada jaminan,” ujarnya.
Pelatih tim renang Indonesia, Albert C Sutanto, Jumat (10/10/2014), mengemukakan, pihaknya membeli sendiri peralatan bertanding senilai Rp 150 juta. Hal itu dilakukan atas kesepakatan dengan kontraktor ketika bertemu sepekan sebelum Asian Games dimulai pada 19 September.
”Waktu itu, saya bertemu Pak Trica (perwakilan dari Cipta Mitraya) untuk meminta peralatan bertanding. Namun, dia menyuruh pengurus membeli terlebih dahulu peralatan yang dibutuhkan dengan alasan waktu sudah mepet,” ungkap Albert.
Kontraktor lalu berjanji mengganti biaya pembelian seusai Asian Games. Sayang, hingga kini kontraktor tidak mampu memenuhi janji tersebut. ”Saya mencoba menghubungi kontraktor berulang kali, tetapi tidak bisa,” ujar Albert.
Albert pun mencoba meminta pertanggungjawaban Komite Olahraga Nasional Indonesia. Namun, Albert diminta menanyakan hal itu kepada Satlak Prima atau Kementerian Pemuda dan Olahraga. ”Mereka malah saling melempar tanggung jawab,” ujar mantan perenang nasional itu.
(A03/A10/WAD/RIZ/ECA)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.