Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rudy Hartono Ingin Kembalikan Speed and Power Game

Kompas.com - 14/10/2014, 23:35 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, Kompas.com - Maestro bulu tangkis Rudy Hartono Kurniawan beranggapan kunci keberhasilan pemain bulu tangkis modern adalah kembali pada hakekat speed and power game.

Menurut Rudy ynag merupakan juara All England 8 kali ini, para pemain bulu tangkis dunia saat ini harus memiliki kemampuan bermain ofensif yang didasari pada kekuatan fisik dan stamina yang baik.

"Dengan sistem skor yang baru (sampai 11 tiap gim), permainan akan semakin cepat dan ditandai dengan pukulan-pukulan keras. Dalam gaya bermaian seperti ini, stroke atau teknik yang lengkap tanpa didasari power dan kecepatan akan menjadi sia-sia," kata Rudy di Jakarta, Selasa (14/10).

Teknik bermain speed and power game pernah dipopulerkan pada akhir dekade 1970-an dengan ikonnya pemain Indonesia, Liem Swie King. Pemain yang dianggap penerus Rudy Hartono ini tampil dengan perfmainan cepat dnegan smash yang keras. Gaya King ini kemudian banyak ditiru para pemian dunia, termasuk dari Tiongkok.

Gaya bermain inilah yang menurut Rudy menonjol setelah memudarnya era pemain dnegan teknik yang lengkap seperti Taufik Hidayat. "Coba perhatikan pemain asal Tiongkok, Chen Long. Permainannya sangat cepat dan bertenaga, apalagi didukung dengan posturnya yang tinggi,"ungkap Rudy. "Gayanya berbeda dengan Lin Dan saat ini. Memang Lin Dan masih menang, tetapi coba lihat dalam setahun ke depan. Dia akan menurun drastis karena staminanya termakan usia."

Dengan kesadaran inilah, Rudy berharap bulu tangkis Indonesia secara serempak menyadari ini. "Kalau semua klub atau perkumpulan bulu tangkis menyadari hal ini dan kemudian memberi dasar yang serupa kepada pemain pemula, maka kita akan lebih mudah mendapatkan bibit baik untuk pemain pelatnas," kata Rudy.

Menurut Rudy, perbedaan pengajaran teknik dasar kepada pemain pemula membuat para pelatih pelatda atau pelatnas kesulitan mendapatkan pemain yang matang pada tingkat awal. "Gaya bermain yang sudah salah sejak awal akan sulit untuk diubah saat pemain sudah memasuki tahap usia 16-17 tahun,"ungkap Rudy.

Perbedaan inilah yang menurut Rudy juga menjadi satu sebab merosotnya penampilan pemain tunggal putera Indonesia. "Kadang saya heran. Di era permainan bulu tangkis modern seperti saat ini, masih ada pemain tunggal kita yang menekankan permainan pada defense. Sudah sulit menang, gaya ini pun tidak menarik sebagai tontonan."

Karena itulah, sejak pertengahan tahun ini, Rudy menerapkan teknik latihan yang berbeda buat para anak asuhnya di klub Jaya Raya, Jakarta. "Sekarang ini untuk anak usia 13-15 tahun saya mengubah gaya bermain yang dasar pada para pemain," katanya. "Penekanannya tetap pada penyerangan, sementara stamina dan power menjadi kunci."

Rudy berharap para pemainnya akan terpacu dengan perubahan metode latihan ini. "Bagi saya, usia yunior itu pendek. Seorang pemain harus banyak latihan stroke, fisik dan satamina dan harus tampil prima saat bertanding. Saat ia berhasil di tingkat yunior dia harus lompat ke jenjang lebih tinggi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com