Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eng Hian, Sosok di Balik Kesuksesan Greysia/Nitya

Kompas.com - 02/10/2014, 15:01 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Masih terekam di ingatan bagaimana kegembiraan pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari saat berhasil meraih medali emas di Asian Games 2014. Medali ini sekaligus menjadi emas pertama yang diraih kontingen Indonesia pada pesta olahraga negara-negara Asia yang berlangsung di Incheon, Korea, 19 September-4 Oktober 2014.

Saat sukses mengalahkan Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo (Jepang) dengan skor 21-15, 21-9, Greysia/Nitya langsung lari berhamburan ke arah sang pelatih, Eng Hian, yang mendampingi mereka sepanjang pertandingan. Momen haru pun terjadi saat ketiganya berpelukan erat sambil menitikkan air mata bahagia atas keberhasilan besar yang baru mereka capai.

Sebelum menangani skuad ganda putri pelatnas di Cipayung, Eng Hian yang akrab disapa Didi ini merupakan Kepala Pelatih Tim Nasional Singapura selama enam tahun lamanya. Belum genap setahun melatih Greysia/Nitya, ayah dua anak ini sukses mengantar Greysia/Nitya meraih medali emas Asian Games setelah 36 tahun lamanya Indonesia merindukan emas ganda putri di Asian Games.

Berikut petikan wawancara Badmintonindonesia.org bersama Eng Hian.

Apa perasaan Anda saat Greysia/Nitya memastikan medali emas pertama untuk Indonesia di Asian Games 2014?
Senang sekali, sudah pasti itu. Kalau dibilang sudah menyangka juga tidak, dibilang punya feeling juara juga tidak, karena saya tidak berpikir jauh, tapi fokus satu demi satu pertandingan saja. Setelah melewati babak semifinal, saya memang punya keyakinan lebih, walaupun sempat stres juga saat laga semifinal, saat Greysia/Nitya melawan Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok).

Sebagai pelatih, menurut Anda, apa senjata utama Greysia/Nitya sehingga bisa mengalahkan deretan ganda putri kelas dunia?
Menurut saya, yang paling utama adalah rasa percaya diri. Selain itu, Greysia/Nitya sangat-sangat disiplin dalam menjalankan strategi. Artinya, mereka bisa mempertahankan fokus di satu demi satu poin, tanpa memikirkan, “Gue pasti menang, nih”. Saya lihat dua hal ini yang berperan penting dalam kemenangan mereka.

Apa PR Greysia/Nitya seusai Asian Games 2014 ?
Mendapat hasil bagus dalam waktu yang cepat pastinya menjadi keinginan semua orang. Yang susah itu mempertahankan. Saya akan mencoba untuk membantu Greysia/Nitya untuk mempertahankan peak performance mereka, serta menanamkan pola pikir supaya mereka tidak cepat puas.

Bagaimana soal program latihan di Pelatnas Cipayung, menurut Greysia/Nitya, Anda membuat program latihan yang lain dari biasanya di hari Sabtu?
Saya mulai melatih mereka bulan Maret 2014, sesudah turnamen All England, saat itu kami duduk bersama dan berdiskusi soal program latihan. Mengenai program di hari Sabtu ini memang benar, karena di hari itulah peak penampilan pemain paling tinggi, kalau di turnamen kan hari Sabtu itu berat. Jadi di latihan kita terapkan seperti itu, kalau biasanya Sabtu agak ringan, kali ini dibuat berat seperti pertandingan.

Saat pertama kali ditugaskan menangani ganda putri di pelatnas, apa yang ada di benak Anda?
Awalnya saya menangani ganda putri potensi lewat proses negosiasi yang cukup lama dengan Rexy Mainaky (Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI). Rexy mau ganda putri bisa juara di ajang All England, BWF World Championships, dan selevelnya. Kala itu saya bilang kalau saya butuh waktu yang lebih panjang untuk membangkitkan sektor ini. Saya bilang saya perlu waktu enam tahun untuk itu, karena saya mau merombak total. Mulai dari keseharian para atlet. Karena saya lihat ganda putri kita seperti empty, teriakannya saja yang ramai, tetapi tidak ada soul-nya. Namun, sekarang saya cukup optimistis dengan ganda putri kita.

Menurut Anda, apa kekurangan tim ganda putri yang saat itu perlu dibenahi?
Saya rasa kendala pertama ada di fisik, bukan cuma dari pertahanan, tapi kekuatan otot, postur tubuh.

Greysia/Nitya juga bicara soal bagaimana Anda melatih mental mereka dan mengubah mindset saat bertanding, seperti apa prosesnya?
Wah sebetulnya biasa-biasa saja kok. Saya tidak bicara banyak, lebih ke arah diskusi. Saya ingin mereka menyadari apa tujuan mereka ke Cipayung dan main badminton itu buat apa? Kalau mereka sudah mengerti bahwa ini profesi mereka, pasti lebih total.

Saya menerapkan ini ke semua pemain ganda putri, bukan cuma Greysia/Nitya. Namun, Greysia/Nitya kan lebih dewasa dari segi usia dan pengalaman, jadi lebih cepat menyerap apa yang saya sampaikan. Kalau pemain-pemain lain yang masih muda mungkin belum secepat Greysia/Nitya menyerapnya, ada yang masih coba-coba, ada yang nantangin. Tapi kondisi ini seru juga, ini menjadi tantangan buat saya sebagai pelatih.

Disebutkan Rexy, nomor ganda putri telah siap dijadikan nomor andalan bersama ganda putra dan ganda campuran. Bagaimana komentar Anda?
Soal target ke level yang lebih tinggi, tentunya kami juga mau dapat hasil yang lebih baik. Apalagi sebelumnya ganda putri hasilnya kurang memuaskan, pasti saya ingin sekali meningkatkan kualitas dan prestasi pemain. Tapi saya tak mau menjadikan ini sebagai beban karena semua pekerjaan pasti ada beban dan target. Sekolah saja ada target, apalagi bekerja. Nah, saya akan berusaha menyeimbangkan hal ini.

Melatih sektor ganda putri yang semua atletnya pemain putri pasti bukanlah hal yang mudah, terutama jika bicara soal nonteknis. Apa komentar Anda?
Benar sekali, menangani pemain putri itu lebih ribet karena perasaannya lebih sensitif. Untuk itu, saya banyak berdiskusi dengan istri saya soal bagaimana menghadapi anak perempuan. Saya sering cerita soal anak-anak sama istri di rumah, katanya kalau sama perempuan enggak bisa main 'tembak', bisa-bisa anak itu nangis enggak karu-karuan. Istri saya yang juga dekat dengan anak-anak didik saya. Dia sering memberi masukan sebaiknya saya menyelesaikan dengan cara perempuan juga, ha-ha-ha.... Ya, lebih diatur ke kanan, ke kiri dulu, baru ke inti pembicaraannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Preview Indonesia Vs Uzbekistan di Mata Pengamat Tanah Air

Preview Indonesia Vs Uzbekistan di Mata Pengamat Tanah Air

Timnas Indonesia
Hasil Piala Uber 2024: Ester Pastikan Indonesia Bekuk Hong Kong

Hasil Piala Uber 2024: Ester Pastikan Indonesia Bekuk Hong Kong

Badminton
Kebahagiaan Gelandang Persib Dedi Kusnandar Menyaksikan Timnas U23

Kebahagiaan Gelandang Persib Dedi Kusnandar Menyaksikan Timnas U23

Timnas Indonesia
Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Kurniawan Dwi Yulianto Menikmati Perkembangan Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Pengamat Australia Sorot Kemenangan Impresif Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com