Pada siang hari, suhu di Birmingham menujukkan angka tiga derajat celcius, sementara pada malam hari bisa mencapai titik nol. Tak hanya itu, Birmingham juga cukup berangin. Kondisi cuaca tentu berpengaruh pada kondisi tubuh atlet, terutama atlet-atlet Indonesia yang biasa tinggal di daerah tropis dengan suhu rata-rata 30 derajat Celcius.
"Cuaca dingin membawa pengaruh buat saya. Ankle kaki saya terasa ngilu. Mungkin karena ini pertandingan pertama, jadi tubuh juga masih beradaptasi. Ini menjadi bahan pembelajaran, selanjutnya saya mesti lebih panas sebelum memasuki lapangan pertandingan," kata Tiara Rosalia Nuraidah, pemain ganda putri.
Para atlet Indonesia mengantisipasi hal tersebut dengan menjaga kondisi tubuh agar tidak terserang penyakit yang dapat mengganggu penampilan mereka di kejuaraan kelas dunia ini. Seperti dituturkan Tiara, mereka harus lebih memaksimalkan pemanasan sebelum bertanding.
Selain itu, para pemain juga menjaga asupan makanan yang dikonsumsi. PBSI juga telah membekali mereka dengan suplemen serta vitamin yang dapat menjaga daya tahan tubuh guna memaksimalkan performa.
Para pelatih pun tak henti-hentinya mengingatkan anak didik mereka walaupun sekadar hal-hal kecil seperti makan tepat pada waktu, menggunakan jaket tebal atau segera mengganti baju usai bertanding.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.