Sebelumnya, Troicki mengaku sudah mendapat izin untuk menunda tes darah karena sedang sakit. Namun pihak Doping Control Officer (DCO) menolak alasan tersebut dan tetap memberikan sanksi larangan bermain untuk Troicki.
Court of Arbitration for Sport (CaS) mengurangi masa hukuman tersebut dengan pernyataan bahwa kesalahan Troicki tidak terbukti. CaS juga mengatakan seharusnya DCO lebih dulu menginformasikan pada pemain mengenai risiko jika pemain menolak melakukan tes darah.
"Saya tidak mempercayai apa yang terjadi. Saya rasa ini merupakan berita buruk untuknya (Troicki). Sebagai pemain, ini membuat saya takut untuk melakukan tes apa pun. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa sistem Wada (World Anti-Doping Agency) tidak berjalan baik," kata Djokovic.
"Saya tidak tahu apakah selanjutnya perwakilan DCO yang mewakili IDTM (International Doping Test and Management) dan Wada akan hadir di turnamen. Karena ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan aturan dengan tepat, saya tidak tahu apakah mereka akan memberikan hasil yang salah pada tes yang saya jalani, atau bahkan lebih buruk dari itu."
Petenis 26 tahun tersebut juga mengambil contoh kasus pemain Kroasia, Marin Cilic, yang dilarang bermain selama sembilan bulan karena terbukti positif menggunakan nikethamide. Masa hukumannya dikurangi menjadi empat bulan pada Oktober lalu.
"Jadi, apa yang akan terjadi? Siapa yang akan bertanggung jawab? Siapa yang berkewajiban mengganti poin, uang dan semua yang hilang selama empat-lima bulan? Tenis adalah pekerjaannya, hidupnya. Siapa yang akan menjawab ini?"
Pemegang enam gelar Grand Slam tersebut juga mengkritisi Association Tennis Professionals (ATP) yang menurutnya tidak melakukan apa pun untuk membela Troicki. "ATP yang merupakan asosiasi bagi para petenis profesional, seharusnya memasang badan untuk melindungi para pemain, nyatanya mereka juga tidak menjawab pertanyaan itu."
"Tidak ada yang melakukan tindakan untuk Viktor, jadi dia hanya bisa membela diri sendiri. Besok, bisa saja orang lain," tandas Djokovic.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.