Gutta yang menjadi kapten sekaligus ikon tim Krrish Delhi Smashers, memprovokasi anggota timnya agar tidak bertanding melawan tim Banga Beats, yang mengganti pemain mereka yang cedera, Hu Yun (Hongkong), dengan pemain baru, Jan O jorgensen (Denmark), pada menit-menit terakhir jelang pertandingan.
Sanksi larangan bermain seumur hidup ini dinilai terlalu berat untuk kesalahan yang tidak seberapa. Bahkan, para pemain Banga Beats pun turut mempertanyakan keputusan tersebut.
"Itu (larangan bermain seumur hidup) keputusan yang sangat kejam. Saya rasa BAI harus mempertimbangkan kembali dan tidak menyerang (Gutta) seperti ini," kata mantan pemain pelatnas India yang juga merupakan anggota Banga Beats, Arvind Bhat.
Bhat adalah pemain yang akhirnya menggantikan Hu Yun, karena saat itu Jorgensen baru saja datang dan belum terdaftar dalam tim secara resmi. Penggantian pemain ini menghentikan protes dari Smashers sehingga pertandingan bisa tetap berlangsung.
"Saya tidak tahu pasti apa yang dia (Gutta) katakan waktu IBL. Tapi apapun itu, larangan bermain seumur hidup terlalu kejam. Mereka (BAI) bisa saja memberi peringatan padanya. Dia hanya juru bicara sekaligus ikon dari timnya. Dia juga hanya berbicara sesuai keputusan dari tim," tandas Bhat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.