Lin Dan menjadi juara setelah lawannya di final, Lee Chong Wei, mengundurkan diri karena mengalami kejang otot. Pelatih Chong Wei, Tey Seu Bock, menuduh pihak China sengaja mematikan pendingin udara stadion Tianhe yang menyebabkan udara menjadi panas.
Lin Dan menyebut ia dan Chong Wei menghadapi situasi yang sama malam itu. Ia bahkan menyebut matinya pendingin udara justru akan menghadirkan pertandingan tingkat tinggi.
"Saat berada di lapangan, saya tidak merasakan apa-apa. Kami berdua merasakan hal yang sama. Bagi saya, matinya pendingin udara justru akan membawa permainan kami berdua ke tingkat yang lebih tinggi," kata Lin dan dalam wawancara tertulis dengan AFP.
Menurut Lin Dan, kondisi ini tidak pernah disadari oleh BWF. "Banyak orang-orang BWF tidak mengerti masalah yang sesungguhnya yang mengganggu pertandingan bulu tangkis. Ini terjadi karena sebagian besar dari mereka bukanlah berasal dari pemain."
"Masalah terbesar dalam pertandingan bulu tangkis adalah tiupan angin dan cahaya lampu. Jika ini tidak bisa dipecahkan, itu akan berpengaruh pada penampilan pemain di lapangan," kata Lin Dan.
Lin Dan mengaku pihak China sangat kecewa karena hanya mampu meraih dua gelar juara di kejuaraan dunia lalu. "Penampilan para pemain China tidak ideal seperti sebelumnya. Kami sedikit kecewa. Tetapi, kami akan kembali tampil lebih baik untuk menjadi juara."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.