KOMPAS.com - Michael Phelps bisa dikatakan sebagai atlet tersukses sepanjang sejarah olimpiade.
Sepanjang keikutsertaannya di olimpiade, antara 2004 dan 2016, Phelps sudah menyumbang 28 medali, 23 di antaranya adalah emas.
Torehan 23 medali itu menjadikan dia sebagai olimpian tersukses, bahkan pencapaiannya unggul jauh dari pesaing terdekat yang "cuma" mengumpulkan 9 medali emas.
Kesuksesan itu didapat Phelps tak lepas dari peran sang ibunda, Deborah Phelps.
Baca juga: Soal Jumlah Medali Emas, Phelps Ungguli 170 Negara
Deborah merupakan orang tua tunggal setelah berpisah dengan ayah Phelps, Fred.
Dia membesarkan Phelps dan dua saudarinya dengan mengandalkan penghasilannya sebagai seorang guru.
"Ibu merupakan sosok yang sangat tangguh ketika harus menafkahi saya dan dua saudari seorang diri," kata Phelps kepada situs web Swimsman.
"Dari dia, saya belajar kerja keras dan dedikasi," tuturnya lagi.
Deborah juga sangat sabar membangun kepercayaan diri Phelps yang saat kecil mengidap gangguan pemusatan perhatian (ADHD).
Gangguan itu sempat membuat sang guru memanggil Deborah dan mengatakan bahwa sang anak tak bakal sukses karena kerap gagal menjaga fokus dengan jangka waktu yang lama.
Baca juga: Michael Phelps, antara Bekam, Medali Emas Ke-20, dan Internet Meme
Akan tetapi, Deborah tak melahap bulat-bulat ucapan sang guru, malah menjadikan pelecut agar anaknya bisa sukses di bidang yang dikuasai.
"Sewaktu SMA, kami selalu punya waktu berdua untuk duduk di depan TV dan menyaksikan rekaman dia dalam perlombaan renang," kenang Deborah kepada New York Times.
"Kala itu, dia kerap bercerita panjang lebar sementara aku hanya mendengarkan dan sesekali merespons karena kagum," tutur perempuan yang akrab disapa Debbie itu.
Sang ibu jualah yang setia menemani perjalanan karier perenang kelahiran 30 Juni 1985, dari mulai di klub lokal di Baltimore, hingga ajang olimpiade.
Debbie kerap mengorbankan akhir pekannya, dengan mengemudikan mobil untuk mengantarkan Phelps ikut lomba.
Baca juga: Michael Phelps dan Perjuangannya Menaklukkan ADHD