Cara Menarik Minat Generasi Muda pada Olahraga Golf

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia (PB PGI) berupaya agar olahraga golf kian menarik minat generasi muda.

Salah satu yang dilakukan adalah menjadikan turnamen golf Indonesia Open 2019 sebagai wahana menarik minat masyarakat.

Baca juga: Turnamen Golf Batam Tarik Minat Ratusan Turis Asing

Menurut warta laman antaranews.com, turnamen golf yang digelar mulai 29 Agustus 2019 sampai dengan 1 September 2019, bertajuk Bank BRI Indonesia Open.

Turnamen sudah digelar hingga 39 kali.

Lokasi turnamen ada di Pondok Indah Golf Course, Jakarta Selatan.

"Kami ingin juga olahraga golf semakin disukai masyarakat," kata Ketua Umum PB PGI Murdaya Po.

KOMPAS.com/ RYANA ARYADITA UMASUGI Berbagai personil gabungan yang hadir dalam simulasi pengamanan asian games 2018, di Lapangan Golf Pondok Indah, Senin (6/8/2018)

Dalam turnamen untuk pegolf profesional itu, juga akan berlaga 10 pegolf amatir.

Baca juga: 14 Negara Ikut Menpora-PAGI International Junior Golf Championship 2019.

Dari 10 amatir itu, dua di antaranya mendapat tiket gratis berlaga yakni Naraajie Emerald Ramadhan Putra dan Almay Rayhan Yagutah.

Dari jumlah 10 amatir itu, 8 pegolf di antaranya harus mengikuti kualifikasi.

Dalam kualifikasi, empat besar pegolf amatir diduduki oleh atlet-atlet dari luar Jawa.

Shutterstock Golf

Terkait dengan upaya menarik minat generasi muda, Direktur PT Pondok Indah Padang Golf Tbk Erry Arsyad membeberkan rencananya.

"Kami juga akan mengundang siswa-sisw sekolah yang berada di sekitar lapangan golf datang ke turnamen," katanya.

Menurut Erry, ada 43 sekolah di sekitar padang golf yang ikut diundang menyaksikan langsung para pegolf berlaga.

Baca juga: Golf Indonesia Open 2019, Dua Pegolf Amatir Ikut Berlaga

"Harapan kami, generasi muda memperoleh pengalaman berharga dan semakin mencintai olahraga golf," punggkas Erry Arsyad.

TOTOK WIJAYANTO Beberapa pekerja mengumpulkan bola golf di Senayan Golf Driving Range, Jakarta, Rabu (16/7/2014). Demi keselamatan saat bekerja, mereka menggunakan helm dan payung agar terhindar dari pukulan bola. KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO