JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Veteran Tenis Indonesia (Baveti) melihat pentingnya kompetisi tenis tingkat junior yang konsisten.
Hal ini terkait erat dengan regenarasi atlet di masa depan.
Baveti, tulis laman antaranews.com, hari ini, mendorong Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (Pelti) rutin menggelar kompetisi junior.
"Kami berharap lebih banyak turnamen untuk junior," kata Ketua Umum Baveti Theo L Sambuaga di Elite Club Epicentrum, Jakarta.
Hari ini, adalah perhelatan hari pertama kejuaraan tenis Baveti Indonesia Open 2019.
Kejuaraan itu bakal usai pada Minggu (4/8/2019).
Yang unik, kata Ketua Pelaksana Johnny Lontoh, kejuaraan ini diikuit oleh 295 atlet senior alias veteran.
"Kita menggalakkan olahraga ini supaya para veteran semakin bersemangat untuk main," kata Johnny.
Masih menurut Johnny, dari jumlah 295 itu, ada juga atlet asing.
Ada 38 atlet asing dari 18 negara.
Tercatat, antara lain adalah atlet dari Argentina, Ghana, Inggris, Hong Kong, China, India, Amerika, Australia, Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Kegiatan kejuaraan ini adalah ajang yang masuk dalam rekomendasi standar Federasi Tenis Internasional (ITF) Seniors.
"Para petenis veteran Indonesia sangat antusias sekali pada kejuaraan internasional ini," ujarnya.
Bekerja keras
Saat ini, lanjut Theo L Sambuaga, Pelti tengah bekerja keras membangkitkan tenis.
Caranya, semakin banyak diselenggarakan berbagai kompetisi berskala regional maupun nasional.
"Baveti siap membantu Pelti mengembangkan potensi bibit unggul tenis agar Indonesia bisa berbicara banyak di kancah dunia," ujarnya.
Baveti, lanjut Theo juga beranggotakan legenda tenis.
Mereka antara lain adalah Yustedjo Tarik, Hadiman, hingga Samudera Sangitan.
Sementara itu, tercatat, sejumlah petenis Indonesia saat ini sering mengikuti kejuaraan internasional.
Mereka adalah Christopher Rungkat, Aldila Sutjiadi, Beatrice Gumulya, dan Jessie Rompies.
"Kita harapkan tenis bisa reborn lagi," pungkas Theo L Sambuaga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.