Belajar dari Thailand, Mengapa Tidak?

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu pemicu majunya prestasi olahraga di Indonesia adalah dengan banyak belajar.

Kepada siapa pun, kebiasaan banyak belajar ini bisa disematkan.

Adalah mantan Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Hifni Hasan yang menuangkan catatannya ikhwal hal tersebut.

Laman antaranews.com, hari ini, menulis tentang hal itu.

"Saya minta dunia olahraga di Indonesia menjadikan negara tetangga Thailand sebagai acuan masa depan," katanya.

Hifni mengatakan hal ini lantaran bertolak dari pengalamannya.

Kata dia, 21 tahun membantu mengurus olahraga di Indonesia membuat dirinya tahu negara mana yang bisa dijadikan acuan.

Prestasi

ANTARA FOTO/MAULANA SURYA Mural bergambar atlet Taekwondo peraih emas pertama Indonesia pada ajang Asian Games 2018, Defia Rosmaniar di Kampung Asian Games Pucang Sawit, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/8/2018). Meskipun tidak bisa mendukung atlet Indonesia secara langsung saat gelaran Asian Games 2018 berlangsung di Jakarta dan Palembang, seniman mural dari Komunitas Mewarnai Indonesia Mural Company di Solo menggambar ekspresi atlet-atlet Indonesia peraih medali emas.

Bagi Hifni, ASEAN sama-sama berada di Asia Tenggara, persis seperti Indonesia.

"ASEAN menyimpan segudang prestasi terbaik se-Asia," kata Hifni.

"Itu terjadi sejak 1987," imbuhnya di Gedung Dewan Pers.

Minim

Dok. T2 Motorsports David Tjiptobiantoro (kiri) dan Rio Haryanto saat berfoto di Sirkuit Internasional Chang, Bangkok, Thailand.

"Thailand juga mampu melakukan pengaturan organisasi olahraga dengan baik," tuturnya.

Belajar

Hifni mengatakan pengalaman tentang pengalaman pengiriman atlet taekwondo ke Manchester belum lama ini.

"Atlet Thailand menjadi juara," katanya.

"Itu makanya kita harus belajar dari Thailand," ujarnya.

Kiblat

dok. T2 Motorsports Pebalap Rio Haryanto dan David Tjiptobiantoro meraih hasil positif pada race ke-3 ajang balap Blancpain GT World Tour Challenge Asia 2019. Mereka berhasil naik podium kedua setelah menyelesaikan balapan di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, Sabtu (11/5/2019).

"Padahal cabang olahraga lainnya justru banyak menuai prestasi," ujarnya.

Lagi Hifni mengatakan, Indonesia kurang tepat bila berkiblat ke Amerika Serikat dalam hal olahraga.

Soalnya, Indonesia belum memiliki kesiapan menjadi pusat industri olahraga seperti halnya Amerika Serikat.

Lantas, Indonesia juga tak tepat berguru ke China.

"Kita tidak bisa memaksa atlet karena Indonesia bukan negara otoriter," ujarnya.