TOKYO, KOMPAS.com - Mau tahu kabar baik saat perhelatan Olimpiade 2020 Tokyo berlangsung?
Kabar baik itu adalah botol minum plastik.
Botol minum plastik memang kian menjadi tren.
Sedikit banyak, ide membawa botol minum plastik merupakan salah satu kampanye internasional demi mengurangi penggunaan plastik.
Sampah plastik sudah amat dikenal sulit sekali hancur.
Lantaran itulah, sampah plastik menjadi ancaman bagi kehidupan dunia.
Asal tahu saja, Kompas.com pada 21 November 2018 pernah mengangkat tulisan tentang sampah plastik.
Berdasarkan data dari ScienceMag, jumlah produksi sampah plastik global sejak 1950 hingga 2015 cenderung selalu menunjukkan peningkatan.
Pada 1950, produksi sampah dunia ada di angka 2 juta ton per tahun.
Sementara 65 tahun setelah itu, pada 2015 produksi sampah sudah ada di angka 381 juta ton per tahun.
Angka ini meningkat lebih dari 190 kali lipat, dengan rata-rata peningkatan sebesar 5,8 ton per tahun.
Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Kaka Slank Biasakan Bawa Botol Minum Sendiri
Indonesia
Jika dikalkulasikan, produksi sampah masing-masing negara berdasarkan hitungan per kapita per tahun, rata-rata penggunaan sampah plastik tertinggi dipegang oleh Kuwait (0,69 kg).
Menyusul kemudian adalah Guyana (0,59 kg), Jerman (0,49 kg), Irlandia (0,43 kg), Belanda (0,42 kg), dan Amerika (0,34 kg).
Sementara Indonesia relatif jauh di bawahnya dengan angka 0,06 kg.