JERUSALEM, Kompas.com - Pendukung klub sepakbola Israel Beitar Jerusalem meminta pemain baru klub tersebut, Ali Mohammed menggunakan nama panggilan atau nama alias.
"Seperti para pemain di masa lalu, Ali Mohamed harus memilih nama panggilan alias jika ia ingin bermain di Teddy," ungkap pendukung klub melalui akun Facebook mereka yang memiliki 36 ribu follower.
Beitar Jerusalem memang bermarkas di Stadium Teddy di kota tersebut. KLub ini memang memiliki sejarah buruk dan anti Muslim dan Arab.
Namun Ali Mohamed bukanlah seorang muslim dan Arab. Pemain asal Niger ini merupakan penganut Kristen. Ia ditransfer dari klub Maccabi Netanya dengan nilai 2.5 juta dolar AS.
Klub divisi satu Israel ini tidak pernah merekrut pemain etnis Arab, meski etnis ini berjumlah 17.5 persen dari keseluruhan populasi Israel.
Pada 2013 klub merekrut dua pemain muslim asal Chechnya. Keputusan ini menuai kritik dan kecaman dari para pendukung,. Akibatnya klub terpaksa menyewa jasa pengawalan untuk mengawal para pemain.
Pada 2017, pelatih Eli Cohen mengundurkan diri akibat tekanan setelah mengatakan tidak akan merekfrut pemain muslim.
Manajemen klub sendiri medukung masuknya Ali Mohamed. "Kami bangga bisa mengontrak Ali Mohamed, pemain asing terbaik di liga," demikian pernyataan tertulis klub.
"Kami mengetahui reaksi dan ancaman menyusul transfer Ali Mohamed dan kami tak akan membiarkan minoritas merusak reputasi klub."
Beitar Jerusalem tengah melakukan kampanye perubahan citra mereka dan pada 2017 lalu, menerima penghargaan atas perjuangan mereka menentang praktik rasialisme.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.