NANNING, Kompas.com - Indonesia memenangi laga pertama di babak penyisihan grup B Piala Sudirman 2019 melawan Inggris dengan skor 4-1. Manajer Tim Indonesia, Susy Susanti, memberikan analisisnya seputar penampilan tim pada hari ini, termasuk satu poin yang lepas dari ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Praveen/Melati dikalahkan pasutri Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan skor 17-21, 18-21.
Susy menyebut hasil akhir memang sudah sesuai perkiraan. Menurutnya, sesuai prediksi kekuatan Inggris memang ada di ganda campuran. Bukannya takabur, kalau empat nomor lainnya, bisa dibilang peluang kami 51-49, kami menurunkan tim terbaik lihat dari head to head dan peluang. Kami perkirakan memang akan ramai di ganda campuran, kami berharap bisa sapu bersih, tapi hasil di lapangan berbicara lain.
Secara khusus Susy menyebut Tim Indonesia sedikit kecewa dengan sikap lawan yang kurang sportif dan merugikan pemain Indonesia dengan minta break pada saat akan servis atau mengulur waktu. Susy berharap BWF bisa lebih fair dan tegas dalam hal ini.
Menurut Susy kekalhan di sektor ganda campuran bukan merupakan akhir dari segalanya. "Kami harus positif terus, mungkin tadi tidak berhasil kan tentu akan ada evaluasi apa yang harus dibenahi," kata Susy. Baginya, penam[pilan perdana Praveen/Melati, memang sesuai prediksi yang berat itu di ganda campuran. Rekor pertemuan juga menang kalah, pasutri ini lebih berpengalaman, waktu ketinggalan bisa mengejar lagi dan bisa membaca permainan Praveen.
Sementara Susy mengaku puas dengan penampilan pemain pada 4 partai sebelumnya. "Saya rasa penampilan mereka cukup baik, di ganda putri tadi ramai juga. Untuk ganda putra, tadi di gim pertama menekan, gim kedua ramai. Tapi lawan kan nggak jelek juga, lumayan penampilannya. Untuk tunggal putra dan tunggal putri mainnya percaya diri dan lepas," lanjutnya
Menjelang pertemuan dengan Denmark pada Rabu (22/05/2019), Susy mengatakan pematangan akan dilakukan saat latihan. "Tetap ada latihan, latihan itu pasti ada tiap hari. Yang pasti jaga kondisi, karena udara di sini terik sekali, jangan sampai ada yang sakit, dari luar ke dalam ruangan perbedaannya jauh banget, di hotel dingin sekali. Mungkin karena sangat panas, maunya minum es, jangan sampai radang tenggorokan atau dehidrasi."
Susy mengaku meski Denmark sekarang bukan lagi tim yang kuat, namun Indonesia tetap akan berkaca pada pengalaman-pengalaman masa lalu. "Kami selalu siapkan dan ingatkan atlet-atlet untuk latihan, adaptasi dan akurasi pukulan disiapkan saja. Ini kan bukan pertama kalinya kami ketemu dengan Denmark. Sudah beberapa kali, kami akan lihat siapa yang akan turun dari kondisi pemainnya, head to head dan peluangnya seperti apa," ungkap Susy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.