Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Buruk Akuatik di Asian Games Berbuntut Panjang

Kompas.com - 23/04/2019, 20:56 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis


JAKARTA, Kompas.com - Hasil buruk yang dicatat tim akuatik Indonesia pada ajang Asian Games 2018 lalu membuat cabor ini diperkirakan sulit tampil maksimal di SEA Games 2019 di Filipina, Desember mendatang.

Hal ini diakui oleh ketua umum PB PRSI, Harlin E. Rahardjo saat bertemu media di Soma Coffe Shop, stadion akuatik GBK Senayan, Selasa (23/04/2019).  Menurut Harlin, hasil nihil medali yang diraih tim akuatik Indonesia membuat pihak Kemenpora  membatasi anggaran dana yang disediakan buat cabor ini sebagai persiapan menuju SEA GAmes 2019.

"Kami mengajukan anggaran Pelatnas sebesar 50 milyar rupiah dengan rincian 26 atlet renang prestasi, 12 atlet loncat indah dan 13 atlet polo air. Sayangnya yang disetujui baru 9 milyar," kata Harlin. "Itu pun dengan perkiraan Pelatnas baru akan dilakukan selama lima bulan sebelum pelaksanaan SEA Games pada Desember mendatang."

Menurut Harlin pihaknya masih berharap akan ada peningkatan anggaran Pelatnas tersebut. "Kalau tidak kami terpaksa menekan kuota atlet SEA Games untuk renang menjadi hanya 10 atlet, 3 untuk atlt loncat indah dan tentunya tetap 13 untuk polo air," ungkap Harlin.  "Kami sudah menjelaskan bahwa lawan-lawan pada SEA Games sangat berbeda kelas dengan Asian Games yang ada kekuatan dunia sepereti China, Jepang dan Korea."

Cara penghematan lain yang diperhitungkan oleh PB PRSI adalah dengan mengandalkan pada perbedaan penanganan Pelatnas sentralisasi dan desentralisasi. "Kalau sentralisasi, tentu kami berusaha menekan pada  akomodasi, seperti perumahan untuk atlet polo air. Atau alternatif lain untuk atlet renang adalah mengandalkan pelatnas desentralisasi dengan melihat pada pelatihan pada Pelatda," lanjutnya.

Kondisi terbatasnya anggaran memang membuat atlet-atlet nasional belum mendapatkan uang pelatnas sebagai persiapan menuju SEA Games. Lebih parah lagi, sebagian atlet juga belum memperoleh uang pembinaan bulanan sebagai atlet Pelatda. Seperti yang dialami atlet Pelatda DKI yang masih belum menerima uang pembinaan sejak Januari 2019. Padahal sebagain dari atlet tersebut  harus membiayai latihan di luar daerah dan bahkan di luar negeri dengan biaya sendiri.

Seperti yang dirasakan atlet Pelada DKI asal Bali, AA Isteri Kania Ratih yang memutuskan melanjutkan latihan di daerah asalnya di Bali karena  untuk menghemat biaya akomodasi apabila harus berlatih di Jakarta. Kania yang akan membela DKI pada Festival AKuatik Indonesia (FAI) 20-19 di stadion akuatik, GBK Senayan pada 25-28 April ini mengaku harus membiayai sendiri apabila harus bertanding di luar daerahnya. "Kecuali bila uji coba atau bertanding di luar negeri atas nama negara," kata Kania yang pernah meraih medali SEA Games.

Harlin menyebut uang pembinaan atlet Pelatda memang tergantung pada kebijakan Pengprov masing-masing. Sementara untuk uang pembinaan pelatnas, pihaknya masih bergantung penuh kepada Kemenpora. "Kita harap saja uang pembinaan dapat segera keluar, biar atletnya dapat berkonsentrasi untuk mengejar peningkatan perolehan medali di SEA Games Filipina, dari 4 menjadi 6 medali emas," lanjut Harlin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com