KOMPAS.com - Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Chong Wei, tengah menantikan keajaiban untuk Olimpiade Tokyo 2020. Dia ingin menuntaskan ambisinya meraih emas pesta olahraga multievent paling akbar di dunia tersebut.
Sepak terjang Lee Chong Wei dalam dunia bulu tangkis terbilang luar biasa. Selama 17 tahun berkarier sebagai atlet bulu tangkis, Lee Chong Wei mencatat 705 kemenangan dan meraih 69 gelar juara turnamen internasional.
Dia juga pernah menjadi pemain nomor satu dunia selama 199 pekan beruntun, terhitung sejak 21 Agustus 2008 hingga 14 Juni 2012.
Baca Juga: Pesan Lee Chong Wei untuk Para Pebulu Tangkis Nasional Malaysia
Namun, torehan prestasi gemilang Chong Wei tersebut tidak dibarengi dengan raihan medali emas Olimpiade. Padahal, Chong Wei selalu mencapai babak final dalam tiga penyelenggaraan Olimpiade terakhir yakni Beijing 2008, London 2012 dan Rio 2016.
Pada Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012, dia dikalahkan rival abadi sekaligus sahabatnya dari China, Lin Dan. Adapun pada Olimpiade Rio 2016, Chong Wei tumbang di tangan Chen Long yang juga berasal dari China.
Alhasil, Chong Wei pun hanya meraih medali perak sebanyak tiga kali.
Terlepas dari kegagalannya menyabet medali emas, keberhasilan Chong Wei menembus babak final Olimpiade selama tiga penyelenggaraan beruntun tentu menjadi rekor tersendiri.
Dia pun bertekad menuntaskan mimpinya meraih medali emas Olimpiade di Tokyo, Jepang, tahun depan.
Akan tetapi, harapan Chong Wei itu kemungkinan menemui jalan terjal menyusul penyakit kanker hidung stadium awal yang menderanya pada pertengahan 2018.
Gara-gara penyakit tersebut, Chong Wei harus menepi dari turnamen bulu tangkis dan menjalani perawatan medis secara intens di Taiwan.
Pada awal tahun ini, Chong Wei sempat membuka asa karena sudah dinyatakan sembuh dari penyakit kanker hidung. Hanya, menurut sang dokter, dia tak bisa langsung kembali berkompetisi.
Baca Juga: Kento Momota Rindu Bertarung dengan Lee Chong Wei
Chong Wei masih harus menunggu sampai kondisi fisiknya betul-betul pulih mengingat pengobatan kanker yang tidak mudah dan banyak menguras massa otot serta bobot badan.
Akibatnya, jadwal comeback Chong Wei terus molor dan sampai sekarang belum bisa dipastikan. Kendati demikian, Chong Wei justru semakin bertekad kuat dan enggan gantung raket.
"Saya sempat menangis ketika diberi tahu saya terkena kanker. Namun, saya masih cinta bulu tangkis, itulah mengapa saya belum siap menggantungkan raket saya," ucap Chong Wei yang dilansir BolaSport.com dari laman BWF.
"Saya masih menunggu 'lampu hijau' dari dokter. Saya masih ingin pergi ke Tokyo (untuk Olimpiade)," kata dia.
"Berusaha lolos kualifikasi pada Olimpiade kelima saya tidak akan jadi masalah," tuturnya lagi.
Tekad kuat Chong Wei untuk mengejar medali emas Olimpiade pertamanya bisa saja berakhir manis. Apalagi, dalam sejarah Olimpiade, ada satu peristiwa dengan alur cerita mirip perjalanan karier Chong Wei.
Sejarah itu dialami oleh pegulat asal Hungaria, Imre Polyak. Polyak mengikuti tiga Olimpiade (1952, 1956, 1960) dan selalu meraih medali perak.
Akan tetapi, pada Olimpiade keempatnya (1964) yang kebetulan juga diselenggarakan di Tokyo, Polyak akhirnya berhasil meraih medali emas. (Nestri Yuniardi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.