JAKARTA, KOMPAS.com - Cedera hamstring kaki kiri justru membuat Agung Mulyawan move on.
"Gara-gara cedera hamstring, saya ambil keputusan menjadi pelatih," tutur pria kelahiran Bogor 14 Mei 1990.
"Keputusan itu saya ambil waktu saya berumur 21 tahun," kata Agung dalam perbincangan dengan Kompas.com di sela-sela perhelatan Born To Sweat Runners 2019 pada Rabu (6/2/2019).
Tekun pada bidang kepelatihan olahraga lari jarak jauh memang membawa berkat tersendiri bagi Agung yang mengenyam pendidikan di SMA 3 Kota Bogor dan Universitas Negeri Jakarta Jurusan Kepelatihan itu.
(Baca: Berlari Maraton Butuh Pelatih? Ya Iyalah!)
Olahraga lari
"Saya sudah jadi atlet waktu itu," tutur bungsu dari empat bersaudara ini.
Pada usia remaja itu, Agung mencatatkan nomor 400 meter terbaiknya.
"Waktunya 51 detik," kata Agung yang mengaku tak punya asal muasal keluarga olahragawan itu.
Memilih profesi pelatih atlet olahraga lari, bagi Agung, adalah kumpulan capaian yang menjadikannya makin kuat berkeputusan menekuni profesi ini.
"Saya melatih anak-anak dahulu," kata pendiri Agung Mulyawan Track Club (AMTC) pada 2018 ini mengenang masa menjadi pelatih anak-anak pada 2011-2014.
Kepiawaian yang terasah di bidang kepelatihan membuat karier Agung kian moncer.
Lihat saja, pada periode 2014-2016, namanya tercatat sebagai asisten pelatih Pelatnas Atletik PB PASI.
Terkini, Agung yang punya hobi menulis itu menjadi pelatih atlet maraton Indonesia pada Asian Games 2018, Agus Prayogo.
Duit