JAKARTA, Kompas.com - PP Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) akan berusaha memperbanyak kesempatan atlet akuatik untuk dapat menimba ilmu dan pengalaman di luar negeri.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil ketua Umum PP PRSI Harlin E. Rahardjo saat melepas dua atlet polo air nasional yang akan berlaga di liga polo air Serbia. Kedua atlet tersebut, Rezza Auditya Putra dan Ridjkie Mulia akan bergabung dengan klub VK Beograd untuk berlaga di liga polo air Serbia hingga akhir Maret 2019.
Menurut Harlin, mereka akan menetap di Belgrade mulai 24 Januari hingga 26 Maret 2019. "Mereka akan berstatus free agent, dengan semua pembiayaan di Serbia ditanggung oleh klub mereka. Namun untuk keberangkatan, masih akan ditanggung oleh PRSI," kata Harlin.
VK Beograd adalah klub polo air asal Belgrade, Serbia, yang bermain di Liga A, kasta tertinggi liga polo air Serbia. Kedua atlet Indonesia itu akan bergabung dengan klub VK Beograd yang mengincar peringkat tiga klasemen musim ini, dengan status free transfer atau bebas kontrak, di bawah asuhan pelatih Nikola Milosavljevic.
Menurut pelatih timnas, Dejan Baldwin, kedua pemain yang akan berangkat memang terrmasuk menonjol di timnas. "Rezza itu kapten timnas sejak 2011. Dia biasa menjadi playmaker dan bermain di posisi kanan. Sementara Ridjkie biasa bermain di posisi kiri dan dialah point getter buat timnas. Sekitar 70 persen poin yang dicetak timnas berasal dari Ridjkie," kata Dejan.
Soal posisi dalam tim, Dejan menyebut tergantung dari kesungguhan kedua pemain. "VK Beograd didominasi pemain asal Serbia yang merupakan juara Olimpiade 2016. Jadi bisa dibayangkan tingkat persaingan internal dan eksternal. Mereka harus mengatasi masalah fisik dan teknik dengan lebih banyak berlatih," kata Dejan.
Baik Rezza mau pun Ridjkie menganggap kesempatan berlaga di liga Serbia seperti sebuah impian yang terwujud. "Buat saya ini seperti dream comes true. Bisa bermain di liga negara Eropa, apalagi Serbia. Memang harus kerja keras, karena di sana jadwal bertandingnya seminggu sekali, jadi harus siap setiap saat," kata Ridjkie.
Menurut Harlin, pihak PP PRSI memang memiliki program untuk memberi kesempatan semua atlet untuk mengembangkan diri di luar negeri. "Kalau soal Rezza dan Ridjkie kebetulan karena klubnya yang berminat, kami hanya memfasilitasi. Tetapi misalnya buat atklet renang kami akan mencoba melihat kemungkinan berlatih diluar negeri yang tentunya sesuaia dengan anggaran yang dilekuarkan Kemepora," kata Harlin.
Ia menyebut ada tawaran buat par atket renang untuk berlatih di Amerika Serikat. "Kemarin ada tawaran dari mantan atlet renang kita, Bobby (Guntoro) agar beberapa atlet nasional kita berlatih di tempat dia. Tentu dengan kesempatan berlatih tanding di turnamen lokal di sana, meski bukan tingkatan NCAA," katanya lagi.
Untuk atlet renang, program berlatih di Amerika Serikat pernah dilakukan di era 1970an hingga dekade 2000. Beberapa atlet nasional yang pernah berlatih dan bersekolah di Amerika Serikat antara lain Lukman Niode, Daniel A. Budiman, Richard Sambera, Wirmandi Sugriat. Wisnu Wardhana hingga Felix C. Sutanto. Belakangan program nasional ini dihapus, sehingga atket harus berusaha sendiri untuk mendapatkan kesempatan berlatih di luar negeri. Saat ini hanya dua atlet rennag Indonesia yang masih melanjutkan studi sekaligus bertanding di tingkat NCAA yaitu Alexis Wijaya Ohmar dan Adityastha Rai Wratsangka yang dkini membela CBU California.
Sementara program latihan di AS sudah diadop negara-negara pesaing di Asia Tenggara. Para atlet renang utama Malaysia, Filipina dan Singapura banyak yang melanjutkan studi di AS sekaligus tetap melanjutkan karir renang di ajang NCAA seperti Joseh Schooling, Quah Zheng Wen dari Singapura, Wong Fu Kang (Malaysia).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.