KOMPAS.com - Petarung seni bela diri campuran atau mixed martial arts ( MMA) keturunan Indonesia-Belanda, Anthony Engelen, buka suara terkait aksi kembalinya dalam perhelatan MMA yang digelar oleh ONE Championship.
Sebelumnya, Anthony "The Archangel" Engelen (8-4) kali terakhir tampil dalam ajang ONE Championship ialah saat mengalahkan atlet Malaysia AJ "Pyro" Lias Mansor di laga ONE: Quest for Power pada Januari 2017 lalu.
Namun, dia kini kembali. Setelah hampir dua tahun absen, petarung kelas bulu berdarah Belanda-Indonesia dari sang ayah yang berasal dari Manado ini kembali turun ke arena ONE Championship.
Pada 9 November 2018, Anthony hanya membutuhkan 39 detik untuk mengalahkan atlet Kamboja, Meas Meul, dengan tendangan ke arah kepala yang fenomenal di laga ONE: Heart of The Lion di Singapura.
Baca juga: ONE Championship, Atlet Keturunan Indonesia Tak Sangka Menang 39 Detik
Delapan hari berikutnya, Anthony kembali menorehkan kemenangan melalui kuncian rear-naked saat berhadapan dengan petarung Filipina, Jimmy "The Silencer" Yabo, di laga ONE: Warrior's Dream di Jakarta.
Setelah kemenangan beruntunnya itu, petarung yang dijuluki "The Archangel" tersebut berbicara tentang kehadirannya kembali di ring ONE Championship.
Berikut ini adalah petikan wawancaranya seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (27/11/2018).
"The Archangel" telah kembali ke ONE Championship. Ke mana saja Anda?
Anthony Engelen: Selama vakum dari ONE Championship, saya berkompetisi di dua ajang promosi bela diri lainnya. Selain itu, saya juga berlatih setiap hari untuk memperbaiki diri dan juga melatih petarung lokal Indonesia lain serta membantu mereka mencapai tingkat lebih tinggi dalam karier mereka.
Baca juga: 5 Petarung Indonesia yang Memenangi Laga Penutup ONE di Jakarta
Apakah Anda sekarang menjadi seniman bela diri yang berbeda dibandingkan Januari 2017 lalu?
Anthony Engelen: Jika saya tidak menjadi lebih baik dibandingkan Januari 2017, berarti ada yang salah. Tentu saja saya memanfaatkan waktu saya untuk menjadi lebih baik sejak Januari 2017.
Saya telah membuat perubahan besar dalam permainan menyerang saya dan juga telah matang sebagai seorang petarung secara keseluruhan. Tidak hanya dalam cara bertarung, tetapi juga secara mental.
Anda baru saja melakukan dua pertandingan ONE Championship dalam rentang waktu delapan hari di Singapura dan Jakarta. Anda menerima kedua pertarungan tersebut dalam waktu yang singkat. Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Anthony Engelen: Meskipun saya telah berlatih setiap hari, persiapan untuk sebuah pertarungan itu jelas berbeda. Jadi ketika saya ditawari untuk bertarung di Singapura, saya mengiyakan dan saya terbang ke Bali untuk berlatih dengan teman-teman di Bali MMA. Waktunya singkat, tetapi sangat intens dan terasa baik-baik saja. Baik secara mental maupun fisik, saya merasa baik.
Setelah saya kembali ke Jakarta, saya mendapat panggilan lain. "Anthony, bagaimana perasaanmu?" "Ya, saya merasa cukup baik." "Kamu ingin bertarung Sabtu ini?" "Oh, oke, mari lakukan!"
Alasan saya berkata "Iya" untuk menerima tawaran tersebut karena saya mempunyai perasaan yang campur aduk setelah berhasil mengalahkan Meas Meul melalui KO. Rasanya luar biasa keluar dari pertarungan tanpa tersentuh.
Namun, saya merasa bahwa saya tidak bisa menunjukkan semua keahlian saat itu. Saya merasa masih memiliki urusan yang belum selesai. Selain di kandang sendiri di Jakarta, di mana lagi saya bisa menunjukkan keterampilan saya yang saat ini menjadi lebih baik?
Anda kembali dengan penampilan yang impresif. Apa tujuan Anda ke depan dan sebagai atlet berdarah Belanda-Indonesia, apa artinya bagi Anda untuk kembali beraksi?
Anthony Engelen: Saya kira Anda mengatakan saya kembali dengan tiba-tiba.
Rasanya senang bisa kembali ke ONE Championship kali ini dengan kamp pelatihan penuh. Selain untuk dapat menjadi juara dunia kelas bulu ONE, tujuan akhir saya adalah mampu memberikan masa depan yang lebih baik bagi keluarga saya.
Secara pribadi, saya merasa diberkati dan sangat bangga dapat melakukan apa yang saya sukai kemudian membagikannya dengan orang-orang di kandang sendiri.
Tinggal di negara lain memiliki hari-hari yang baik dan buruk, tetapi ketika saya bertempur di Jakarta, dan penonton bersorak untuk saya dan meneriakkan nama saya, saya merasa seperti mereka membuka tangan untuk menyambut saya pulang. Ini tentang perasaan, "Ya, ini adalah tempat saya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.