KOMPAS.com — Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Edy Rahmayadi dikenal sebagai orang yang tegas mengingat latar belakangnya di dunia militer.
Edy pernah menjabat sebagai Panglima Komando Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad).
Namun, Edy memutuskan untuk pensiun dini dan masuk ke dunia politik saat mencalonkan diri pada Pilkada Serentak 2018. Ia terpilih sebagai gubernur Sumatera Utara.
Sosok Edy selalu menjadi perhatian setelah beberapa kali mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait dengan persepakbolaan Tanah Air.
Terakhir, tanggapannya saat ditanya soal performa tim nasional pada babak penyisihan AFF 2018 menjadi perbincangan.
Apa saja pernyataan kontroversial Edy?
Seorang wartawan bertanya kepada Edy yang saat itu terlihat tengah berjalan mengenakan setelan jas berwarna hitam.
Wartawan menanyakan langkah yang akan dilakukan PSSI melihat Timnas Indonesia yang belum berhasil di ajang AFF 2018.
Jawaban Edy atas pertanyaan ini yang kemudian menjadi perhatian publik.
“Wartawannya yang harus baik. Ketika wartawannya baik, nanti timnasnya baik,” ujarnya sambil tetap berjalan.
Video Edy saat menjawab pertanyaan ini kemudian menyebar di media sosial, terutama Twitter.
Berbagai tanggapan diberikan warganet yang menyoroti korelasi kinerja wartawan dengan penampilan tim nasional.
Bahkan, saat pertandingan Indonesia versus Filipina, Minggu (25/11/2018), para suporter menyanyikan yel-yel “Wartawan harus baik, wartawan harus baik, wartawan harus baik” dengan menggunakan irama khas yel-yel suporter bola Indonesia.
Sebelumnya, pernyataan Edy menyampaikan perbandingan atlet sepak bola dan penduduk menjadi salah satu penyebab terjadinya perkelahian antar supporter.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi salah satu bintang tamu pada program Indonesia Lawyer Club, TVOne, 25 September 2018.