JAKARTA, KOMPAS.com - Pagi hari sebelum pukul 07.00 WIB, Indriati Mulyosari sudah harus bergegas berangkat dari rumahnya ke kolam renang. Perempuan berambut lurus itu berlatih keras untuk mencapai prestasi pada kejuaraan renang kelompok umur Provinsi DKI Jakarta.
Indri, sapaan karibnya, mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di kolam renang ketimbang datang belajar ke sekolahnya di bilangan Jalan Wolter Monginsidi 118, Jakarta Selatan.
"Saya dr sd makanya jarang masuk skola dan telat ya karna latian renang pagi buta cm ngejar juara klompok umur," jawab Indri melalui media sosial WA kepada penulis pada 10 November 2018, tatkala mengenang pengalaman 30-an tahun silam.
Izin
Setiap Rabu, Jumat, dan Minggu, remaja kelahiran Kota Bekasi itu membagi waktu untuk berlatih sepak bola di klubnya Sekolah Sepak Bola (SSB) Candrabhaga.
"Kadang jadwal latihan bola tabrakan sama ekstrakurikuler," tutur Ezra, sapaan karibnya.
Pihak sekolah, sebagaimana dikatakan Ibu Emilia, Kepala Sekolah SMA Strada Bhakti Wiyata, dalam sebuah perbincangan dengan penulis, memang memberikan toleransi untuk Ezra.
Syaratnya, ada surat izin tertulis orangtua maupun pengurus SSB.
Sementara itu, pelatih SSB Candrabhaga Tias Tono Taufik dalam beberapa kali pengarahan di lapangan sepak bola kepada para siswa juga acap menekankan pentingnya membagi waktu untuk sekolah dan berlatih.
(Baca: Futsal adalah Karier, Buktikan!)
Lewat e-mail
Membagi waktu di sekolah dan tempat berlatih olahraga dalam pandangan Usman Alatas adalah bagian yang penting bagi siswa atlet alias siswa sekolah yang berpredikat atlet.
"Kita harus balance antara prestasi akademik dan nonakademik," kata pelatih futsal dan guru olahraga SMAN 8 Kota Bekasi Usman Alatas pada kesempatan peluncuran grand championship Pocari Sweat Futsal Championship 2018, Selasa (13/11/2018).
(Baca: Solo, Tuan Rumah Final PSFC)
Usman yang berhasil mengantarkan anak didiknya ke babak penentuan PSFC 2018 yang bakal digelar di Solo mulai 16 November 2018 sampai dengan 18 November 2018 mengatakan pihak SMAN 8 Kota Bekasi memang sepakat dengan perwujudan keseimbangan tersebut di atas.
Salah satu kesepakatan yang ditempuh adalah memperkenankan siswa atlet di SMAN 8 Kota Bekasi mempelajari pelajaran sekolah dengan memanfaatkan dunia kekinian, dunia digital.
"Belajarnya pakai online atau juga bisa ulangan lewat e-mail," tutur Usman, kelahiran Sidoarjo Jawa Timur itu.
Usman, putra mantan pesepak bola senior Indonesia Umar Alatas itu memberi contoh kebijakan sekolah kepada siswi bernama Alya Nadira Trifiansyah yang juga putri dari Tias Tono Taufik tersebut.
"Dia alumni sekolah kami, tahun kemarin," katanya menyebut nama atlet putri nasional polo air Asian Games 2018.
Kebijakan itu, lanjut Usman kelahiran 3 Juni 1984, sudah berlangsung sejak 2012 di SMAN 8 Kota Bekasi.
"Sampai sekarang masih dan semoga juga bisa ditularkan ke SMA-SMA lainnya," pungkas Usman Alatas.