Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gabriella Putri Witdarmono
Master Sport Management, Columbia University, New York

Master Sport Management Columbia University, New York; kini bekerja di klub sepak bola.

Olahraga: Panggung Kehidupan dan Isu Dunia

Kompas.com - 11/10/2018, 15:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA hari Minggu lalu, 7 Oktober 2018, ada laga tarung yang dipromosikan oleh Ultimate Fighting Championship (UFC). Puncaknya adalah laga antara Conor McGregor (30) dari Irlandia, melawan Khabib Nurmagomedov (30) dari Rusia.

Dalam pertarungan perebutan juara kelas ringan UFC itu, Khabib mendominasi setiap ronde. Pada ronde keempat, pertarung Rusia itu memenangi pertandingan dengan TKO melalui submission.

Pertandingan ini adalah laga kedua terbesar sepanjang sejarah UFC. Jumlah penonton mencapai 20.034 orang, dan hasil penjualan tiket pun mencapai 17.200.000 dollar AS.

Kedua petarung, McGregor maupun Nurmagomedov, telah mengantongi bayaran yang terjamin, masing-masing sebesar 3 juta dan 2 juta AS dollar. Selain itu, laga tersebut juga menjadi laga pertama kembalinya Conor McGregor ke ranah UFC, yang sebelumnya pada tahun lalu, pernah bertarung tinju melawan Floyd Mayweather (41).

Baca juga: Pertahankan Sabuk Juara, Khabib Nurmagomedov Kalahkan Conor McGregor

Sayang, laga seru itu harus berakhir dengan sebuah insiden yang disebut oleh Presiden UFC, Dana White, sebagai “menjijikkan”.

Setelah memenangi pertandingan, Nurmagomedov terlihat adu mulut dengan salah satu anggota tim McGregor, hingga ia lalu melompat keluar arena pertandingan dan memukul orang tersebut.

Dua orang dari tim Nurmagomedov pun melompat masuk dan sempat memukul McGregor. Kericuhan yang dimulai oleh para atlet itu, juga berdampak pada penonton. Mereka terlihat ikut berkelahi di dalam maupun di sekitar arena pertandingan.


Taktik psikologis

Selama ini, McGregor memang dikenal sebagi sosok yang suka memainkan suasana psikologis lawannya melalui perkataan yang kurang sopan dan provokatif. Ini sudah menjadi bagian dari strategi permainan McGregor, yang bertujuan untuk menguasai pikiran lawan, tetapi juga untuk mempromosikan pertandingan tersebut.

Di sisi lain, Nurmagomedov adalah sosok yang mengalami dan melihat sendiri berbagai dampak kemiskinan serta korban terorisme yang banyak terjadi di Dagestan, tempat tinggalnya.

Pertikaian antaraliran agama dan antaretnis di wilayah itu, membuat statistik terorisme di Dagestan tertinggi di Rusia.

Baca juga: Pembelaan Nurmagomedov Setelah Kericuhan di UFC 229

Maka, ketika kubu McGregor menyinggung latar belakang dan asal usul Dagestan itu, Nurmagomedov langsung menjawab, “Tarung UFC ini adalah olahraga yang terhormat, bukan sebuah olahraga trash-talking (penghinaan untuk mengintimidasi dan menjatuhkan mental lawan). Saya ingin mengubah keadaan. Jangan bicarakan agama dan kebangsaaan!”

Memang trash-talking sudah menjadi bagian dari olahraga, apalagi pada industri fighting, karena psikologi dan situasi yang dimunculkannya, memiliki peran yang cukup besar terhadap performa seorang atlet. Kekuatan mental dan profesionalisme menjadi kunci utama bagi para atlet untuk menjaga performa dan tingkat emosi.

Bagi seorang atlet seperti Floyd Mayweather, mungkin provokasi yang dilakukan oleh McGregor, dianggap lazim. Tidak demikian dengan Nurmagomedov yang memiliki latar belakang berbeda.

Serangan yang dilancarkan Khabib di luar oktagon sesaat setelah ia dinyatakan menang melawan Conor McGregor.Youtube/ The Legend Leo Serangan yang dilancarkan Khabib di luar oktagon sesaat setelah ia dinyatakan menang melawan Conor McGregor.
Beberapa provokasi, khususnya yang menyangkut agama, kebangsaan, dan keluarganya, dianggap sangat sensitif karena punya kaitan dengan nilai kesakralan yang dianutnya.
Di sinilah, dari sisi organisasi, diperlukan penerapan sebuah code of conduct yang lebih tegas dan konkret, yang bisa menjadi panduan bagi para atlit agar tidak melewati batas.

Baca juga: Awal Perseteruan Khabib Vs McGregor yang Berujung Kacau di Luar Arena

Halaman berikutnya: Pelajaran untuk olahraga Indonesia


Pelajaran untuk olahraga Indonesia

Walaupun tidak seratus persen sama, kejadian ini tentu mengingatkan kita pada kondisi sepak bola di Indonesia, di mana fanatisme pendukung lagi-lagi telah mencoreng citra sepak bola dan olahraga Indonesia pada umumnya.

Setelah insiden, yang mengakibatkan tewasnya seorang pendukung Persija pada pertandingan Persib melawan Persija bulan lalu, nyanyian rasisme kembali terdengar pada pertandingan derby Arema melawan Persebaya, Sabtu (6/10/2018) pekan lalu. Pada akhir pertandingan, pendukung pun kembali memasuki lapangan dan menganggu keamanan para pemain.

Dari perbandingan antara insiden Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov, dengan berbagai kejadian memalukan dalam persepakbolaan Indonesia, tampaknya ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari UFC untuk menghadapi krisis seperti itu dengan lebih baik.

Keputusan terbesar pertama yang diambil oleh Dana White, Presiden UFC, adalah tidak memberikan sabuk juara kepada Nurmagomedov.

Pada saat itu, White hanya memikirkan keamanan penonton, di mana jika sabuk tersebut diberikan kepada petarung Rusia yang menang itu, akan banyak penonton yang marah dan mungkin melempar botol ke arena pertandingan, karena Nurmagomedov tidak merepresentasikan seorang champion.

Nilai-nilai mendasar dan masalah esensial inilah yang menjadi driver bagi Dana White dalam pengambilan keputusan tersebut.

Peran para atlet saat dalam menanggapi insiden antara dua petarung beda negara itu, juga menunjukkan kualitas dan profesionalisme mereka. McGregor yang dianggap menjadi victim pada insiden tersebut, terlihat lebih fokus untuk memperbaiki dan kembali bertanding setelah kekalahannya.

Hal ini terlihat dari unggahan di akun media sosialnya. Pada kenyataannya, McGregor tidak menggugat kedua teman Nurmagomedov yang telah ditangkap.

Petarung Irlandia itu sadar, melalui provokasinya dia juga telah menjadi pemicu dari insiden tersebut. Pada saat yang bersamaan, beberapa atlet elite lainnya seperti Daniel Cormier (39), juara bertahan kelas berat dan light-heavyweight UFC, langsung memasuki arena untuk mengendalikan suasana.

Tampak sekali, ketika terjadi chaos, ada kesatuan kuat dari para stakeholders UFC untuk menenangkan suasana dan mencari solusi. Nurmagomedov pun memulai jumpa persnya dengan meminta maaf.

Baca juga: Buntut Kericuhan di UFC 229, McGregor Diskors Satu Bulan

Banyak yang berkomentar, sudah lebih dari 18 tahun, olahraga tarung ini berjuang untuk bisa diterima masyarakat. Maka insiden seperti ini memang bisa merusak citra dan penghargaan masyarakat terhadap olahraga keras ini, katanya.

Adanya kerjasama antara UFC sebagai promotor, Nevada Athletic Commisions sebagai regulator atlet, serta polisi metropolitan Las Vegas sebagai penanggung jawab keamanan publik, mampu memperkecil dampak negatif dari insiden Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin menemui petarung UFC Khabib Nurmagomedov (kanan) dan ayahnya Abdulmanap (tengah) di Ulyanovsk Rabu (10/10/2018). Nurmagomedov menjadi juara kelas ringan UFC setelah mengalahkan Conor McGregor pekan lalu. Namun, pertarungan berubah menjadi kericuhan karena Nurmagomedov melompati arena dan menyerang tim McGregor, Dillon Danis.AFP/SPUTNIK/Mikhail KLIMENTYEV Presiden Rusia Vladimir Putin menemui petarung UFC Khabib Nurmagomedov (kanan) dan ayahnya Abdulmanap (tengah) di Ulyanovsk Rabu (10/10/2018). Nurmagomedov menjadi juara kelas ringan UFC setelah mengalahkan Conor McGregor pekan lalu. Namun, pertarungan berubah menjadi kericuhan karena Nurmagomedov melompati arena dan menyerang tim McGregor, Dillon Danis.
Satuan keamanan yang ada di arena pertandingan, berhasil meredam chaos yang berkepanjangan.

Lalu, UFC juga menyerahkan seluruh persoalan kepada Nevada Athletic Commisions untuk memberikan hukuman kepada Nurmagomedov dan pihak-pihak lain yang terkait. Baru setelah itu, sebagai Presiden UFC, Dana White akan memberikan sanksi kepada promotor.

Di sini, terlihat adanya penerapan sebuah sistem, aturan, dan kode etik, yang sangat bermanfaat guna menghadapi dan menyelesaikan krisis seperti ini. Setiap bidang atau setiap bagian memfokuskan diri kepada tanggungjawab dan ranahnya masing-masing.


Kembali ke nilai dasar olahraga 

Pada berbagai insiden kerusuhan pada event olahraga Indonesia, ternyata banyak kalangan masyarakat dan kelompok, yang secara emosional tidak terlibat, justru tidak mampu dan tidak bisa memilih sikap yang lebih bijak guna mengurangi provokasi yang memperkeruh suasana.

Di sinilah, nilai-nilai dan regulasi yang dijunjung oleh olahraga, harus menjadi basis dalam mengambil sebuah keputusan. Daripada mencari siapa yang salah, stakeholder olahraga bisa memfokuskan diri pada akar permasalahannya, mencari solusi yang kemudian dilanjutkan dengan sebuah action plan yang konkret.

Dalam hal ini, konsistensi juga menjadi kunci dari revolusi olahraga tersebut, baik dalam menjalankan program development dan edukasi, sampai ke masalah menjatuhkan dan menjalankan sanksi dan hukuman.

Olahraga bisa menjadi sebuat alat yang sangat powerful untuk sesuatu yang positif maupun yang negatif. Melalui olahraga, berbagai macam isu mendasar dunia, seperti rasisme, bullying, nasionalisme, dan berbagai isu kemanusiaan lainnya, bisa sangat terekspose dan terlihat dengan jelas.

Membunuh karena fanatisme memang sebuah tindakan kriminal, namun betapa sering kita mendapati orang-orang, yang di dalam situasi krisis itu justru mengabadikan momen tersebut, dan bukan mencari bantuan.

Dua pekan lalu, pada pertandingan golf Ryder Cup, seorang penonton terkena bola pemain sampai buta. Saat itu, tidak sedikit penonton yang lebih sibuk merekam kejadian tersebut.

Isu-isu dalam olahraga juga merupakan isu-isu dunia, yang seharusnya sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini, organisasi-organisasi olahraga memiliki peran yang lebih besar dalam memberikan influence dan edukasi terhadap seluruh stakeholders, baik itu para fans, para sponsor, maupun para atlet atau pemain itu sendiri.

Konsistensi terhadap nilai-nilai serta tujuan mulia dari olahraga, hendaknya menjadi kunci utama dalam mengambil keputusan dalam semua event olahraga, terutama pada saat terjadi krisis, semacam insiden Conor McGregor vs Khabib Nurmagomedov, korban jiwa pada pertandingan Persib vs Persija, atau nyanyian rasisme saat derby Arema vs Persebaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Komitmen Perpanjang Kontrak STY, Erick Thohir Bicara Generasi Emas Indonesia

Timnas Indonesia
Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Rizky Ridho Merasa Beruntung Timnas Indonesia Dilatih Shin Tae-yong

Timnas Indonesia
Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Aji Santoso Bicara Piala Asia U23 2024: Indonesia Hati-hati Anti Klimaks

Timnas Indonesia
Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Prediksi 3 Pemerhati Sepak Bola Indonesia Vs Korea Selatan, Asa Menang Itu Ada

Timnas Indonesia
Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Komitmen Ketum PSSI untuk Perpanjang Kontak Shin Tae-yong hingga 2027

Timnas Indonesia
Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Jadwal Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024, Mulai Sabtu 27 April

Badminton
Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Indonesia Vs Korea Selatan, Garuda Muda Tak Dianggap Underdog

Timnas Indonesia
Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Liga Spanyol
Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liga Inggris
Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Liga Inggris
Thomas dan Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Thomas dan Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Badminton
Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Korsel Malam Ini

Siaran Langsung dan Live Streaming Indonesia Vs Korsel Malam Ini

Timnas Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Liga Indonesia
Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Liga Inggris
Hasil Man United Vs Sheffield United 4-2: Roket Fernandes, Setan Merah Menang

Hasil Man United Vs Sheffield United 4-2: Roket Fernandes, Setan Merah Menang

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com